Saya sengaja memberi judul tulisan kali ini yang sedikit membuat penasaran pembaca. Ya, ini bukan sekedar judul yang bombatis, tapi murni kejadian nyata yang saya alami.
Persahabatan saya dengan mba Kartika Sari memang berawal dari kebersamaan kami selama 4 hari 3 malam di ruangan isolasi. Tepatnya lantai 29 di salah satu rumah sakit di bilangan semanggi Jakarta.
Kami berdua menjalani terapi pengobatan ablasi yang mengharuskan kami di isolasi beberapa hari. Efek terapi pengobatan tersebut memang sangat tidak dianjurkan dan cukup berbahaya bagi orang awan. Pengalaman mengenai pengobatan ablasi itu pernah saya posting di bagian lain di blog saya ini :)
Saya sungguh bersyukur Allah berbaik hati mengirimkan mba Kartika sebagai teman seperjuangan menghadapi masa masa tidak nyaman selama di isolasi. Awalnya saya sempat was was, karena membayangkan akan melewati hari hari selama isolasi sendirian. Belum lagi dengan efek pengobatan yang pasti bereaksi tidak nyaman di tubuh. Entah banyak lagi kekuatiran yang silih berganti muncul di otak saya.
Kehadiran Mba Kartika memang menguatkan saya. Walaupun kami sama sama menjalani terapi, namun efek pengobatan ternyata berbeda antara saya dan mba Kartika. Saya sudah merasakan efek dasyat pengobatan tepat pada hari pertama resmi masuk ruang isolasi.
Kondisi tubuh saya yang memang kurang fit sebelum masuk ruangan isolasi, ternyata berpengaruh cukup signifikan dengan daya tahan tubuh. Belum lagi Masalah selera makan yang menurun drastis dan ditambah rasa mual serta pengen muntah. Semuanya membuat saya pengen nangis bombay hehehhe
Mba Kartika dengan rajin mendatangi saya di kamar kala saya hanya bisa meringkuk kedinginan dan demam di balik selimut. Kala menu makanan hidangan dengan komplit, perut saya mendadak mual dan kepala langsung pusing. Sensasi sama yang pernah saya rasakan saat ngidam waktu hamil dulu. Mba Kartika terus menyemangati agar saya mau makan walau dengan susah payah. Hihihi..
Untuk menambah keinginan makan, saya suka membawa nampan makanan ke kamarnya, agar kami bisa makan bersama. Dengan begitu saya jadi semangat untuk makan walau hanya beberapa sendok. Wkwkwkj
Yang paling susah dilupakan, saat kami harus menghabiskan 3 botol mineral 1,5 liter tiap hari. Alamak ! Itu dilakukan untuk mempercepat proses netralisir terapi pengobatan ablasi. Biasanya kami saling menanyakan udah berapa banyak air botol di minum .
tentu saja yang paling heboh adalah kesempatan berfoto ria bersama, istilah keren sekarang foto selfie hihihi... biarpun hampir tepar karena terapi, tetap sempat narsis hihihi..
Makasih mba Kartika sayang, sudah menjadi sahabatku hingga saat ini. Semoga persahabatan kita akan terus berjalan seiring berjalannya waktu. Aminnnnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar