Saya menggeleng," Ngga, mba. Saya ngga hamil lagi. Kok bisa bilang begitu?"tanya saya sambil tertawa.
"Iya, soalnya mba gaya jalannya seperti orang hamil. Tubuhnya juga seperti itu,"jawab teman saya.
Saya lantas memandang diri sendiri. Sebenarnya itu bukan sekali atau dua kali orang menduga saya hamil dengan kondisi fisik saya sekarang. Kanker saya yang sudah bermetase ke tulang belakang merupakan salah satu penyebabnya. Saya harus mewajibkan diri pakai korset khusus penyangga tulang belakang setiap saat. Belum lagi dengan gerakan langkah saya yang sekarang seperti putri cantik, penuh dengan kehati hatian hihihi.. Suer, memang saya sudah ngga sanggup jalan cepat ataupun terlalu banyak jalan.
Seperti kejadian hari itu di apotik. Saya abis kontrol ke dokter dan langsung menuju apotik menebus obat. Setelah menerima bungkusan plastik berisi obat, tanpa sengaja saya menjatuhkan plastik obat tersebut ke lantai
Ampun... kebayang bingungnya. Gimana coba ambilnya plastik yang jatuh itu. Saya tidak mungkin menunduk untuk mengambilnya. Mengingat kondisi tidak memungkinkan. Sedangkan saya masih sendirian saat itu, bapak sedang memarkir kendaraan di parkiran.
"Pak, bisa minta tolong ngak?"tanya saya pada petugas apotik.
" Boleh, bu. Apa yang bisa saya lakukan?"tanyanya pada saya.
"Tolong ambilkan plastik obat yang jatuh ini,"kata saya malu malu sambil menunjuk ke lantai.
Petugas apotik itu sedikit bingung melihat saya. Mungkin dipikirnya, ini ibu manja banget ya sampai minta diambilin plastik yang di jatuhin sendiri. Untung buru buru saya langsung menjelaskan kondisi saya.
"Saya ada masalah di tulang belakang karena sakit. Jadi tidak bisa melakukan posisi nunduk, pak,"jawab saya semanis mungkin.
"Oh, NHP ya bu."
"Apa? PHP?"tanya saya nggak jelas.
Si petugas tertawa," Bukan PHP, bu. Tapi NHP, syaraf kejepit".
Hahahahha.. saya ikutan tertawa. emang jaman sekarang pakai PHP segala. Dasar sotoy deh saya.
Petugas apotik pun dengan sigap mengambilkan plastik obat yang terjatuh, kemudian menyerahkan pada saya. Saya pun mengucapkan terima kasih dan menyadari beberapa orang pembeli obat yang melirik ke arah saya hehehehe..
Malu maluin ah...
Btw, bicara tentang sebuah kondisi sekarang, itu sama sekali tidak mudah. Ini bukan bicara tentang rasa sakit dan nyeri akibat kanker ya. Kalau itu mah.. sudah sering kali saya bahas saking lebaynya hahahhah...
Tapi sekarang saya lebih bahas tentang masalah perasaan. Rasanya berbeda banget, saat dulu yang bisa melakukan banyak aktifitas apapun sendiri dan mandiri. Namun sekarang, saya harus dibantu atau bahkan meminta bantuan banyak orang.
Kadang pengen juga bilang kalo it's oke. saya bisa mampu kok melakukan sendiri segala aktifitas. Tapi kenyataannya ngga seperti itu. Kadang untuk melakukan hal yang sederhana saja, saya butuh bantuan orang lain :'(
Kadang saya merasa apa saya terlalu lebay dan manja ya.. Tapi ternyata pernah saya paksain diri melakukan suatu aktifitas yang menurut orang sehat, it's easy. Ternyata tidak berlaku bagi saya. Saya harus mendem berhari hari di kamar alias bedrest karena melakukan aktifitas itu. Well, rupanya tubuh ini memang sudah kasih warning untuk tidak melakukannya. Namun, saya tetap mencoba melakukannya karena takut dibilang lemah, lebay dan manja sama orang lain. Perbuatan dan hasil ternyata tidak seiring sejalan hehehhe..
Sejak banyak kejadian yang saya alami itu. Akhirnya saya banyak intrppeksi diri. Apalagi orang orang yang care sama saya pada protes melihat saya selalu berusaha kuat, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Saya berada dalam titik untuk mencoba mencerna, memahami dan menerima kondisi saya sekarang. Itu bukan hal yang mudah. Kadang ada rasa iri melihat orang orang bisa melakukan banyak aktifitas, jalan jalan, atau bahkan hal terkecil yaitu menggendong anak ! Sedihnya.. hal itu saya tidak bisa melakukannya lagi. Saya merasa tidak bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat. Aduh... rasa sakitnya disini lho (sambil nunjuk dada).
Uppsss... Ayooo dong.. jangan lebay lagi nih nulisnya.. :)
Semua butuh proses dan waktu untuk menerima kondisi sekarang. Seperti saya bilang, itu tidak mudah. Seperti sulap dengan tongkat ajaib, sim salabim, langsung saya bisa lebih nrimo seperti sekarang. hehehe.. ngga ding.. semua pakai proses.
Saya sadar, ada kalanya sebagai manusia, kita memang tidak mampu melakukan apa apa. Bisa jadi karena kondisi, atau sebab lainnya. Manusia nggak ada yang sempurna lah.. atau manusia bukan seperti superman yang bisa melakukan apapun. Kita harus sadar bahwa kita hanya sebagai makhluk tuhan yang punya keterbatasan. Semua kuasa itu hanya milik tuhan.
Saya berfikir lebih lama, walaupun saya sekarang terbatas melakukan aktifitas, namun banyak hal yang tetap bisa saya lakukan dengan keterbatasan tersebut. Saya banyak berkaca dari teman teman yang ada memiliki kekurangan fisik. Awalnya mereka seperti saya. Merasa sedih dan terkadang tidak berarti. Tapi lambat laun mereka bisa menerima bahkan bisa melakukan banyak hal dengan keterbatasan itu.
Jujur, saya merasa malu dengan mereka. Saya merasa apa yang terjadi dengan diri saya sekarang, tidak sebanding dengan apa yang orang lain alami. Masih banyak orang yang lebih sedih dan menderita dari saya. Bisa jadi itu terjadi di dekat saya atau bahkan di ujung dunia saya. Well, seperti pepatah bilang, rumput tetangga terlihat lebih hijau dari rumput rumah sendiri. Padahal kita tidak tahu kalau rumput tetangga itu sintesis hehehhe.. apa coba hubungannya :p
Demikianlah curhat saya hari ini. Sekalian menjawab pertanyaan seorang teman yang merasa galau tingkat tinggi. yuk, berhentilah melihat kekurangan kita saat ini. Mari kita fokus dengan segala hal lain yang membuat diri kita lebih bermakna :)
Terkadang kita memang harus banyak2 menyadari kekurangan2 maupun kelebihan2an kita Mbak... Agar kita senantiasa selalu diingatkan olehNya gara tetap mawas diri dan selalu tawadhu'... Kekurangan dan keterbataasan yang kita miliki janganlah menjadi halangan bagi kita untuk tetap beraktifitas layaknya orang2 yang mempunyai kelebihan dari kita... Dengan menyadari hal itu insyaAllah hidup kita adem dan nyaman Mbak... Keep spirit ya...
BalasHapus