Kamis, 26 Juni 2014

Pilih-pilih Dokter - Keping #15


Kadang saya suka iseng menghitung-hitung berapa dokter yang sudah pernah saya datangi untuk berobat. Hasilnya? Heheheh.. Tentu saja lebih dari 1 dokter. Saya sebut ya, dokter onkologi, dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum, dokter syaraf, dokter tulang, dokter radiologi, dokter nuklir. Eits.., itu juga masing-masing dokter dengan jumlah yang berbeda.

Sebut saja dokter tulang. Sampai detik ini, saya sudah datang ke 4 dokter spesialis tulang berbeda! Rekor ya! Hahha... Saya sebenarnya bukan tipe orang yang rewel untuk urusan pergi dokter. Biasanya saya pindah dokter, bukan karena tidak cocok dengan dokter bersangkutan, tapi karena hal lainnya. Misalnya saja dokter tulang pertama saya yang melanjutkan sekolah lagi, mau tidak mau saya memutuskan pindah dokter. Dari dokter kedua, saya pindah lagi ke dokter ke tiga, karena dokter tersebut cuti cukup lama. Trus dokter keempat berada di salah satu kota (sebut aja kota A), saya datangi karena saat itu untuk berkonsultasi.

Menghadapi para dokter ini pun bermacam-macam karakternya. Ada yang ramah, serius, sampai yang jarang ngomong, alias kalo diajak ngomong dulu baru jawab hehehe.. Tapi semua tidak masalah bagi saya. Saya anggap dokter adalah sahabat yang lebih mengerti ilmu kedokteran dibandingkan saya. Jadi pembicaraan kami, saya banyak mengambil pelajaran dan ilmu mengenai penyakit saya hehehe..

Bagi yang bolak balik ke dokter seperti saya, tentu akan mengalami banyak pengalaman menarik yang dirasakan. Apalagi bila pasien tersebut menderita kanker seperti saya, pasti akan lebih menghebohkan hihihi.. Berikut ini, saya akan berbagi tips bagaimana berhadapan dengan dokter, plus menyiasati mencari dokter yang tepat untuk kita.

1. Kenali gejala awal penyakit Kita
Sakit perut? Sakit kepala? Sakit gigi? Sakit mata? Dll.. Atau ada benjolan mencurigakan? Nah, dari gejala yang kita rasakan, itu sudah menjadi rekomendasi awal dokter yang hendak dituju. Nggak mungkin kan, kalo sakit gigi ke dokter THT hehehe.. Pasti di semprit ama dokter THT nya. :p. Atau sakit mata ke dokter kandungan hehehe.. Bisa bingung dong dokter kandungannya. Jadi, kenali gejala awal, dan sesuaikan dengan dokter yang sesuai bidangnya :)

2. Rekomendasi keluarga, teman, bahkan internet !
Masih bingung dokter yang tepat? Ada baiknya kita bisa bertanya sama keluarga atau teman mengenai rekomendasi dokter yang cocok. Bisa jadi rekomendasi dari mereka lebih tepat, dari pada kita pusing 7 keliling. Sama tuh kaya saya saat di diagnosa sakit kanker, langsung deh saudara saya rekomendasikan dokter onkologi kenalannya. Trus temen saya juga langsung jelaskan bla bla bla, mengenai dokter tersebut lengkap ama alamat dan rumah sakit dokter praktek.

Salah satu cara yang ampuh bisa dilakukan ya pakai internet. Tinggal tanya mbah google, langsung deh bisa dapat rekomendasi dokter yang dimasuk. Eh, bisa juga pakai jasa sosmed alias sosial media alias FB atau twitter. Nggak jarang saya suka liat di beranda FB saya, ada aja temen yang nanya gini "eh, dokter kandungan yang bagus di kota XXX apa ya?" Atau juga yang nanya gini, "Aduh, lagi sakit perut nih. Kayanya maag kambuh. Dokter mana yang bisa jadi rekomendasikan?" Trus banyak deh yang suka nanya-nanya gitu. Dan rata-rata jawaban teman-teman juga membantu banget. Ada yg langsung balas koment tentang dokter langganannya plus alamat dan waktu prakteknya. Ada pula yang bilang kalo dokter itu bagus kata saudaranya. Pokoknya macem-macem koment deh. Walau ada pula yang iseng jawab,"kebanyakan mikir kali? Udah rileks aja". Wkwkwkkw..

3. Tanya langsung ke Rumah Sakit atau Praktek dokter

Kadang masih bingung juga cari dokter, saking banyaknya dokter. Cara lain yang bisa ditempuh ya tanya langsung ke rumah sakit atau prakterk dokter yang ada. Biasanya pihak rumah sakit akan senang hati membagi informasi mengenai dokter yang praktek di rumah sakit tersebut. Begitu pula dengan tempat yang terkait kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, praktek dokter dan sebagainya.
Nah, kadang yang bikin bingung, kalo dalam satu praktek dokter bersama atau poliklinik terdapat dua dokter yang berbeda namun dengan spesialis yang sama. Misalnya dua dokter berbeda dengan spesialis internist. Nah, gimana coba? Bikin bingung kan? Tenang aja! Pakai felling aja, mana dokter yang mau dipilih. Atau liat aja dokter mana yang antrian pasiennya banyak hehehe.. Biasanya kalo pasiennya banyak, itu dokter disenangi pasien hehehe :)

Last, dokter juga manusia. Jadi tidak luput dari ketidaksempurnaan. Dokter hanya sebagai perantara yang mengerti ilmu medis kedokteran untuk membantu pasien. Tetap saja yang berkuasa dari semua ini adalah Allah. Jadi, selain terus berusaha dan berikhtiar berobat dengan dokter, tetap saja kita harus berdoa dan meminta kesembuhan kepada Allah, karena Allah yang menguasai hidup kita :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...