Kamis, 24 September 2015

Like Mother, Like Daughter - #Keping 148

Begitu melihat saya dan Raisyah, banyak orang menilai kami kembar.  Raisyah seperti fotokopian saya. Wajahnya, senyumnya, matanya, dll.. Kalo orang melihatnya, pasti akan tahu kalau Raisyah anak saya hehehe..

Saya punya cerita menarik mengenai miripnya wajah saya dan Raisyah.  Waktu awal saya di vonis kanker hingga beberapa waktu kemudian, kondisi fisik saya semakin tidak menentu.  Entah mengapa, tiba-tiba julak saya berkomentar mengenai miripnya wajah saya dan Raisyah.

"Mukamu dan Raisyah itu mirip. Mungkin itu juga yang buat kamu sering sakit," kaya Julak saya saat itu.

"Mengapa bisa begitu, julak?" Tanya saya heran plus penasaran.

"Iya, kalau wajah ibu sama anak perempuan mirip, atau wajah bapak sama anak lelaki mirip, itu bisa kuat-kuatan,"jelas julak.

"Kuat-kuatan?" Saya langsung mengernyitkan dahi. Kaya main benteng-bentengan aja hehehe. Siap kuat itu yang menang hahaha.

"Kalo mirip, nanti pasti ada salah satu yang kuat dan ada yang lemah. Yang lemah ini bisa sakit. Jadi harus di jual anakmu,"lanjut julak lagi.

"Haaaa? Dijual?"saya tambah kaget. Gimana ngga kaget kalo pakai acara jual anak segala. Raisyah anak perempuan satu satunya. Masa mau di jual.

Seperti mengerti kegalauan saya, julak langsung menjelaskan panjang lebar,"Iya, di jual cuman syarat aja. Jualnya juga sama keluarga atau saudara. Hanya untuk akad di mulut saja".

Saya waktu itu hanya terbengong-bengong mendengar penjelasan julak.  Tapi setelah julak pulang dari rumah, barulah saya berfikir panjang.

Saya memang pernah dengar acara jual anak hanya sebagai syarat seperti itu. Bahkan beberapa orang yang saya kenal pernah melakukannya.  Tujuannya untuk mengurangi ada yang sakit di antara ayah dan anak lelaki yang mirip wajahnya, atau ibu dan anak perempuan yang mirip.

Caranya juga sederhana.  Ada  pihak keluarga atau saudara yang seakan akan ingin membeli si anak dan melakukan transaksi kepada orang tua si anak. Ketika melakukan transaksi pun harus di ucapka  akadnya. Misalnya, " saya akan membeli anakmu si ..... dengan uang ....  ".  Nah, untuk besaran uang pun tergantung kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.

Selain itu, uang yang di terima oleh si orang tua anak yang di jual itu, sebaiknya di belikan makanan.  Makanan itu berupa kue-kue yang mengembang, contohnya kue kucur atau kue bingka.  Tujuannya agar rejeki menjadi lebih baik.   Ada pula yang menggunakan sebagian uang hasil penjualan di masukkan kotak sedekah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...