Kamis, 22 Mei 2014

Novel Mata Kedua dan Novel Hati Kedua


Saya percaya, tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua jalan pasti di skenario kan oleh Allah. Termasuk suatu ketika saya melihat 2 buah novel berwarna merah yang muncul dari status fb di wall saya . Sekilas dua novel itu tampak sama, apalagi dengan warna merah yang sama dengan gambar kedua belah tangan di depannya. 

 Tapi, eitss.. Ada yang berbeda. Ternyata kedua novel itu berbeda! Dari judul, gambar posisi kedua tangan, dan tentu saja penulisnya. Novel yang pertama saya perhatikan karya mba Achi TM, dengan judul Hati Kedua, dan gambar kedua telapak kanan menyatu mengisyaratkan lambang cinta. Novel kedua ditulis Ramaditya Adikara, dengan judul Mata Kedua, dengan gambar kedua tangan saling menyatu seperti membentuk dua belah kelopak mata. Kedua novel ini langsung mengugah hati saya untuk mengetahui isi di dalamnya. Apa ada hubungannya dengan kedua novel ini? Mengapa penerbit buku menerbitkan buku dengan warna sama dan judul nyaris sama, walaupun penulis berbeda? 


 Entah banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepala saya. Membuat saya semakin penasaran untuk membaca novel ini. Apalagi kedua penulis novel ini yang bagi saya tidak begitu asing. Achi TM penulis novel Hati Kedua, merupakan penulis yang produktif, dan salah satu bukunya bersama sahabat saya Irni Fatma yang berjudul Keseimbangan Hidup Perempuan, pernah saya resensi di salah satu media cetak. Saya paham betul bagaimana kualitas menulis mbak Achi TM yang keren. Begitu pula Ramaditya Adikara, dengan keterbatasan pengelihatan, namun tetap mampu menunjukkan prestasi dan kemampuannya luar biasa. 

 Ya, saya langsung memesan kedua buku itu dari mas Rama via facebook. Cukuplah sudah, saya terpenjara dalam rasa penasaran saya. Saatnya menuntaskan rasa penasaran itu dengan membaca kedua novel itu secara langsung. Tentu saja disini saya mengungkapkan rasa salut atas ide kedua novel yang tidak biasa ini. Saya sering menemukan novel yang memiliki hubungan satu sama lain. Namun biasanya itu itu berkelanjutan dan ditulis oleh penulis yang sama, sebut saja novel Harry potter, Tetralogi Laskar Pelangi, dan lain sebagainya. Atau sebuah novel yang ditulis dua atau lebih dari satu penulis. 

 Namun berbeda dengan kedua novel ini. Dua novel yang ditulis oleh dua penulis berbeda, namun memiliki koneksi yang begitu kuat satu sama lain. Novel pertama yang saya baca yaitu Hati kedua, yang ditulis mba Achi TM. Dari pengantar yang ditulis mba Achi TM di novel itu membuat saya paham mengapa hadir kedua novel itu. Kedua novel itu memang memiliki kisah yang saling terkoneksi satu sama lain. Membaca novel Hati kedua, tidak akan lengkap bila tidak membaca Mata Kedua, begitu pula dengan sebaliknya. Kedua novel itu memiliki hubungan sangat erat, dimana Hati kedua mengambil Rara, sebagai tokoh utama yang memiliki hubungan persahabatan dengan Rama. 

 ****** 
 Judul Buku Hati kedua 
 Penulis. :Achi TM 
 Penerbit : Sheila 
 Halaman : 338 
 Tahun : 2013 

 Di novel Hati Kedua, Achi TM berusaha menghidupkan tokoh Rara dengan segala kehidupan berhubungan dengan Rara. Sedangkan di novel Mata Kedua, Rama menyelami dirinya sediri sebagai tokoh utama serta menceritakan hidupnya dan persahabatan yang terjalin indah dengan Rara. Ya , jadi memang kedua novel ini saling bertautan satu sama lain. Rara adalah seorang gadis remaja yang memiliki hobi mengutak atik benda elektronik. Walaupun kedua orang tua nya super sibuk, ternyata tidak berpengaruh pada Rara. Ia selalu tampil menjadi anak yang baik hati dan selalu berusaha menolong orang lain. 

Di sekolah, ia memiliki seorang sahabat yang berbeda sifat dengannya, yaitu Niki. Persahabatan pun terjalin hingga mereka kelak memasuki sekolah SMA. Rara merasa terpuruk saat tahu dirinya terkena penyakit tumor otak. Beruntung ia memiliki kedua orang tua yang terus menerus menyupport Rara. Apalagi akhirnya tanpa sengaja Rara bertemu dengan Syifa, seorang remaja SMA yang memiliki kesamaan hobi dengan Rara. Sama-sama suka elektronik dan games. Syifa pun sering menceritakan perihal Eko, saudara sepupunya yang memiliki hobbi main games seperti Rara. Syifa yakin suatu saat Rara akan bertemu dengan Eko. 

Persahabatan mereka semakin erat, terlebih saat Syifa mengungkapkan dirinya pun menderita sakit kanker otak. Walaupun sakit, Syifa selalu menunjukkan semangat kepada Rara. Rara pun menjadi semangat untuk terus mengisi hidupnya dengan hal-hal positif. Ternyata persahabatan Rara dan Syifa tidak berlangsung lama, karena Syifa meninggal dunia karena sakit yang di deritanya. Walaupun di dera perasaan sedih atas kepergian Syifa, Rara berusaha terus bangkit dan mewujudkan cita-citanya. Salah satunya bersekolah di salah satu SMA idamannya. Terlebih sahabatnya, juga bersekolah di SMA yang sama. 

 Kisah Rara semakin menarik saat ia bertemu dengan Rama, seorang siswa baru tuna netra yang sekelas dengannya. Pertemanan mereka semakin menarik saat tahu memiliki hobbi yang sama yaitu suka main games. Apalagi mereka memiliki teman-teman yang turut meramaikan suasana pertemanan ala anak SMA, ada Niki yang tomboi, Ardan yang baik, Elis yang ramah dan cantik, Cindy yang suka rese. 

Persahabatan keduanya membuat Rara banyak belajar dari Rama. Keterbatasan yang dimiliki Rama, tidak membuat Rama menjadi patah semangat dan menyerah. Hal itulah yang membuat Rara menjadi simpatik kepada Rama. Walau begitu, Rara masih menyimpan rahasia sakitnya pada teman-teman sekolahnya. Rara akhirnya sadar, Rama ternyata adalah Eko, saudara sepupu Syifa.

 ****** 
 Judul Buku : Mata kedua
 Penulis. :Ramaditya Adikara 
 Penerbit : Sheila
 Halaman : 368 
 Tahun : 2013 

 Cerita yang berbeda saat membaca novel Mata Kedua yang ditulis oleh Ramaditya. Di novel ini, penulis mengangkat Rama sebagai tokoh utamanya. Rama sendiri adalah sebagai seorang siswa tunanetra sejak lahir. Namun begitu, ia tetap menjalani kehidupan normal seperti remaja SMA lainnya. Dukungan dari keluarga dan semangat yang ia miliki, membuat Rama bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Bahkan ia memiliki banyak teman baru yang terus mendukung dan memberikan semangat, salah satunya adalah Rara. 

Kisah Rama di novel ini pun di ceritakan banyak menghadapi tantangan. Sebagai tuna netra, ada saja orang yang menganggunya. Misalnya Cindy, siswi yang secara terang terangan tidak menyukainya. Atau ada guru yang bernada tidak simpatik bila mengajar Rama di kelas. Belum lagi masalah patah hati karena cintanya di tolak. Tapi Rama tetap berusaha menganggap semua tantangan itu sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Ia memandang positif dengan apa yang di alaminya. Terlebih dengan dukungan Rara yang selalu hadir menyupportnya, serta sahabat-sahabat lainnya seperti Ardan, Elis, Niki dan lainnya. Kesamaan hobbi main games membuat keduanya menjadi dekat. Terlebih Rara memang selalu hadir membantu Rama bila dibutuhkan. Kebersamaan itu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Kedua novel ini memang terkoneksi satu sama lain. Membaca kedua novel ini, banyak menguras perasaan saya. 

Terkadang saya tertawa membaca persahabatan dan percintaan para tokoh novel khususnya Rama dan Rara yang penuh cerita di masa SMA. Ataupun saya menangis saat membaca kisah Rama dan Rara saat berjuang menghadapi tantangan yg mereka hadapi. Ternyata tidak mudah hidup yang harus di jalani seorang remaja tuna netra seperti Rama. Terkadang ia merasakan gejolak batin tersendiri saat menjalani hari-hari nya. Namun Rama berhasil melaluinya dengan semangat, optimis dan dukungan orang orang terdekatnya. Begitu pula dengan Rara, perjuangannya menghadapi penyakit tumor di kepala, tidak menjadi halangannya untuk tetap menjalani masa normal remajanya. Padahal, di awal-awal sekolah, ia bisa menutupi penyakitnya dari teman-temannya. Hingga akhirnya teman-teman tahu penyakitnya dan terus mendukung kesembuhannya.

 Kisah Rara dan Syifa di kedua novel ini sempat membuat saya menangis. Saya mengerti betul bagaimana perasaan seseorang yang di vonis kanker otak seperti Syifa dan tumor otak seperti Rara, berusaha bersikap kehidupan harus di jalani dengan baik. Ya, mungkin karena saya seorang survivor kanker juga, jadi emosi saya terkuras membaca kisah keduanya. Dari tokoh Rama pun saya banyak mengambil hikmah di dalamnya. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, ia tetap mampu menunjukkan semangat dan rasa optimis dalam menjalani hidup. 

Bagaimana kisah Rara dan Rama selanjutnya? Penasaran kan? Ada baiknya segera ke toko buku untuk memiliki kedua novel cantik ini. Teman-teman pasti akan menemukan hal luar biasa dari kedua novel yang tidak biasa ini.

sumber : http://www.yunisukses.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...