Selasa, 19 Agustus 2014

Pentingnya Menyimpan Arsip Pemeriksaan Kesehatan - Keping # 49



Beberapa waktu yang lalu, saya sempat di opname secara mendadak di salah satu rumah sakit di luar kota.  Saat itu, saya mengalami muntah dan diare yang tidak henti-henti. Bahkan untuk meminum sedikit air putih saja, saya langsung memuntahkannya.

Menyadari kondisi saya yang cukup lemah, saya pun segera di larikan ke rumah sakit. Pertolongan pertama dilakukan yaitu dari ruangan IGD atau Instalasi Gawat Darurat. Karena saya seorang penderita kanker, tentu saja sebelum dilakukan tindakan oleh dokter, saya langsung memberitahu kondisi saya. Saya hanya ingin memastikan tindakan yang dilakukan dokter terse but tidak berpengaruh dengan kanker saya.  Apalagi saat itu saya berada di luar kota.

Oleh pihak dokter dan tim nya, saya lalu diberikan infus dan suntikan untuk mengatasi muntah dan mencret. Di samping itu , saya juga diberikan suntikan pain killer yang sakitnya luar biasa saat diberikan. Pemberian pain killer tersebut untuk mengatasi rasa sakit dan nyeri karena metase kanker.

Tidak lama setelah itu, saya langsung di ambil darah untuk di pemeriksaan di laboratorium. Awalnya saya menolak, karena seminggu sebelumnya saya sudah cek darah rutin di Laboratorium langganan saya. namun, karena saya tidak bisa menunjukkan data tersebut (ketinggalan di rumah dan tidak mungkin membawanya), akhirnya terpaksa di cek ulang untuk kepentingan observasi dokter.

Kejadian cek ricek darah tersebut ternyata berlanjut besok paginya.  Tepat jam 6 pagi,  atas instruksi dokter internist, seorang perawat kembali mengambil darah untuk melihat fungsi tiroid yaitu T3, T4 Dan TSHs.  Padahal saya pun sudah melakukan test tersebut bersamaan darah rutin. Namun, Karena lagi lagi ngga bisa menunjukkan data tersebut, pihak rs tetap melakukan pengambilan darah.

Tentu saja saya mau nangis Bombay. Terbayang jumlah tagihan rumah sakit yang harus saya bayarkan untuk pemeriksaan darah yang biayanya besar itu. Maklum, saya rutin memeriksakan diri, jadi tahu harga tiap item pemeriksaan darah tersebut. :((

Belajar dari pengalaman itu, saya selalu mempersiapkan segala arsip dokumentasi pemeriksaan kesehatan saya.  Sehingga bila memungkinkan tidak perlu di lakukan pemeriksaan ulang, karena data yang Ada masih bisa di gunakan. Ini salah satu langkah jitu menekan biaya pengobatan bagi pasien kanker.

Cerita lain, yaitu saat saya berobat ke dokter syaraf.  Sejak diketahui kanker saya bermetase ke tulang, saya memang beberapa kali ke dokter syaraf untuk kontrol mengurangi rasa nyeri. Kebetulan dokter syaraf yang menangani saya sedang cuti. Rasanya ngga mungkin menunggu beliau selesai cuti sambil menahan sakit luar biasa.

Akhirnya, saya putuskan ke dokter syaraf kedua. Biasanya untuk pasien dengan riwayat kanker seperti saya, dokter baru yang menangani akan meminta data data hasil pemeriksaan terdahulu, termasuk ct scan tulang belakang saya. Bayangkan saja, bila saya tidak memiliki data terse but, bisa bisa saya harus dilakukan pemeriksaan ulang.

Kedua cerita itu  hanya sebagian dari manfaaat arsip pemeriksaan kesehatan yang di miliki. Ini bukan termasuk saat kontrol ablasi ya. Biasanya dengan tegas, dokter akan mengingatkan untuk membawa hasil pemeriksaan terdahulu Dan terbaru sesuai permintaan mereka.

Selain itu, arsip arsip ini berfungsi sebagai bahan kontrol kesehatan kita. Kita memantau perkembangan kesehatan Dan pengobatan kita dari waktu ke waktu :))


7 komentar:

  1. Saya sih sering menyimpan dokumen pemeriksaan kesehatan pribadi..tapi sayangnya belum tertata dgn rapi.. Nyimpannya masih terpisah2.. Ada benarnya juga mulai skrg perlu menyimpannya dlm satu berkas.. Shg saat diperlukan mendadak kita bisa menunjukkan pd dokter ttg riwayat kesehatan kita.. Nice post..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih sudah berkenan membaca mbak :)) sebaiknya kalau memang ada berkasnya , tidak ada salahnya memang diarsipkan. mana tahu nanti diperlukan ya mbak :)

      Hapus
  2. masukan yg bagus mak, saya malah belum terpikirkan menggabung semua data riwayat kesehatan. Meski saya jarang sakit dan jarang ke dokter, tapi hal seperti ini bisa buat masukan untuk orang tua saya juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga bermaanfaat tulisan ini ya mba buat ortunya... makasih udah membacanya.. :))

      Hapus
  3. saya nggak pernah periksa, jd gak punya arsip2 kesehatan gt :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheh.. semoga selalu sehat ya mba. amin :)) semangaattt hihihi

      Hapus
  4. Pakai dropbox mbak Yuni atau 4share...supaya bisa download , bisa kan mbak...??

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...