Well, cerita pagi ini pengennya yang santai santai aja. Saya pengen cerita tentang sesak nafas hehehhe.. Pasti pada protes deh. Ini kan bukan kategori cerita yang santai. Eits, tunggu dulu, kalo saya nulis, bisa jadi cerita santai lho.
Kalo dihitung, saya sudah 3 kali dapat serangan sesak nafas atau asma dan perlu dilarikan segera ke rumah sakit. Serangan pertama bulan Juli 2013 lalu bertepatan sakit kanker saya lagi dasyat dasyat nya. Langsung deh, dokter onkologi saya memerintahkan pemeriksaan rontagen paru paru. Beliau kuatir sesak nafas itu merupakan penyebaran ke paru paru. Untungnya, itu nggak terjadi. Paru paru saya masih fine aja. Dokter pun lgs merujuk saya ditanganin dokter internist. Tentu saja, saya langsung memilih dokter Astried, teman sekolah dulu jadi dokter saya hahahaha..
Berdasarkan pemeriksaan, saya diketahui kena asma. Wah, kaget juga.. Segede gini baru ketahuan kena asma. Tapi saya syukuri aja, yang penting dah tahu penyakitnya. Yang menarik nih, waktu serangan asma kedua. Tengah malam jam 3 dini hari! Saya tuh sampai sempat mikir, kenapa mesti tengah malam sih. waktunya orang tidur. Untung aja , bapak saya termasuk bapak siaga. Di tengah rasa kantuk berat , Bapak membawa saya ke ugd rumah sakit.
Karena tidak mau berlarut larut pusing dengan si asma. Saya akhirnya konsultasi sama dokter Cantik saya, dokter Astried. Selain memberikan berbagai macam nasehat, dokter astried pun menambahkan obat spray yang bisa di hisap saat sewaktu waktu asma akut.
Setidaknya sekarang saya bisa lebih mawas diri lagi . Hal hal apa aja yang bisa memicu asma, langsung harus di hindari. Termasuk menyediakan persiapan obat lengkap di tas. Ah.., semoga si asma tidak usil menjawil saya lagi :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar