Minggu, 23 Februari 2014

Surat Untuk Anakku, Raisyah (1)




Raisyah, anakku sayang

Entah mengapa malam ini mama ingin menuliskan surat ini untuk Raisyah di blog mama.  Mungkin karena kemarin, Raisyah merayakan  ulang tahun yang ke enam tahun.  Mama berharap,   suatu saat,  apabila mama sudah tidak ada di dunia ini, dengan membaca surat ini,  Raisyah akan mengingat cinta dan kasih sayang mama yang tidak habis untukmu.

Raisyah, mama mengingat kembali saat-saat Raisyah akan di lahirkan 6 tahun yang lalu.   Saat itu, dokter Arum, dokter kandungan yang menangani mama, memutuskan  melakukan operasi ceasar  untuk melahirkanmu.  Dokter Arum melihat kondisi  mama yang mengalami beberapa masalah saat mengandung Raisyah.  Mama setuju saja, yang  penting mama tetap berdoa agar Raisyah bisa di lahirkan dengan selamat.

Oh ya, mama akan menceritakan beberapa hal yang selalu mama ingat saat mengandung Raisyah.  Setiap kali Raisyah akan di USG oleh dokter, Raisyah selalu tampak malu-malu.  dokter pun tidak memberitahukan jenis kelamin  Raisyah saat itu.  Entah apa karena kesulitan melihatnya, atau memang sengaja ingin memberikan kejutan untuk mama.  Bahkan  banyak orang yang mengira kalau Raisyah kelak akan di lahirkan sebagai anak lelaki.  

Pada awal-awal masa ngidam, mama mengalami morning sick yang tidak tertahankan.  Raisyah tahu kan morning sick?  Morning sick itu merupakan gejala tidak menyenangkan bagi ibu hamil muda seperti mama saat itu.  mama bangun tidur dalam keadaan mual, pusing, lemes bahkan pengen muntah.  Aduh,  tidak terbayang betapa beratnya masa-masa itu.  Tapi mama sekuat tenaga, berusaha tetap makan dan minum.  Mama tidak ingin Raisyah kekurangan makanan dan minuman, hanya karena mama tidak berani melawan rasa ngidam.  Ya, mama berani  melakukannya, semua demi Raisyah.

Rasa yang paling membahagiakan, saat Raisyah di lahirkan di dunia ini.  Dokter Arum langsung memperlihatkan Raisyah pada mama, dan mengatakan, “Selamat bu, anaknya perempuan”.

Ya Allah, mama merasa bahagia sekali.  Memiliki anak perempuan merupakan sebuah impian bagi seorang ibu seperti mama.  Mama sudah membayangkan banyak hari-hari yang akan kita lalui bersama.



Raisyah…,
Ah, banyak hal yang ingin mama sampaikan kepada Raisyah.  Mama begitu menyayangi dan mencintai Raisyah.  Memiliki Raisyah, membuat mama sebagai seorang ibu yang utuh.  Kedekatan mama dan Raisyah begitu erat, hanya kita berdua yang tahu.  Banyak orang yang menilai wajah kita yang mirip.  Biarlah, toh kita memang seorang ibu dan anak.    Raisyah seperti tidak terpisahkan dari mama.  Terkadang, raisyah langsung menangis, bila mama pergi tanpa membawa raisyah serta.  Tentu saja mama tidak berdaya, terlebih saat melihat  tatapan mata Raisyah yang memelas dan meminta mama membawamu.  Akhirnya ,mama luluh juga untuk membawa Raisyah pergi menemani mama.


Raisyah,
Semua kebersamaan kita, seakan terusik, saat mama tervonis kanker.  Raisyah tahu, hati mama benar-benar hancur kala itu.  apalagi dokter sudah memberikan bayangan kemungkinan mama akan lumpuh bila tidak di tangani dengan segera.  Ya, kanker mama sudah memasuki stadium lanjut .   saat itu dalam benak mama, umur mama mungkin tidak selama orang lain di dunia ini. Penyakit kanker yang ada di diri mama terus menerus mengincar hidup mama.  

Seharusnya mama tidak boleh menyerah kan?  Hidup dan mati kita, semua merupakan rahasia Allah.  Tapi, mama bukanlah seorang malaikat.  Mama tetaplah seorang perempuan dan ibu yang suatu ketika bisa rapuh dan sedih.    Satu hal yang mama takutkan saat tervonis kanker, bukan karena kemungkinan mama akan meninggal karena penyakit ini.  


Bukan itu, nak..  Di pikiran mama, hanya Raisyah dan anak-anak mama yang lain.  Bagaimana nasib  kalian, kalau mama tidak ada.  Siapa yang akan mendampingi kalian sampai dewasa? Siapa yang akan menemani masa-masa sulit dan bahagia kalian setiap saat? Dan entah.. begitu banyak pikiran berkecamuk dalam diri mama.

Khususnya kepada Raisyah… hati mama begitu pilu.  Kalau mama tidak ada, siapa yang menjadi pelindung Raisyah?  Siapa yang akan mengenalkan dunia ini kepada Raisyah?  Siapa yang akan menemani  hari-hari pertama Raisyah bersekolah? Siapa yang akan menjadi tempat Raisyah bercerita, mengadu, dan berkeluh kesah?  Siapa yang akan menjadi kekuatan Raisyah saat  Raisyah merasa takut atau bingung untuk melakukan sesuatu?  Semua pertanyaan demi pertanyaan  berkecamuk di kepala mama.

Raisyah..
Mungkin terkadang, mama terlihat menjaga jarak terhadap Raisyah.  Bahkan membiarkan Raisyah saat menangis ataupun berusaha tegas saat Raisyah melakukan kesalahan.  Bukan.. itu bukan karena mama tidak sayang Raisyah.  Mama terlalu sayang dan mencintai Raisyah.  Mama ingin Raisyah tumbuh menjadi anak perempuan yang  sholeha, mandiri, kuat, bertanggung jawab.  Hingga suatu ketika, saat mama meninggalkan dunia ini,  mama bisa bahagia di atas sana, karena melihat Raisyah bisa tumbuh menjadi perempuan yang seutuhnya. 

Raisyah,
Apakah Raisyah berfikir mama jahat?  Terkadang mama berusaha untuk tidak sering memelukmu, memanjamu, dan mengajakmu ke tempat yang Raisyah mau.  Mama tidak ingin melukai hati mama dan menyesal terlalu dalam.  Kanker dalam diri mama, membuat mama selalu bekejaran dengan waktu dan waktu.  Ketika memelukmu erat,  saat itulah mama menjadi lemah dan sedih.  Di saat itulah mama kadang mengutuk kanker yang menggerogoti tubuh mama.  Kanker itu pula yang membuat mama tidak bisa beraktifitas seperti  ibu lain.  mama tidak bisa mengantar dan menjemput Raisyah seperti ibu-ibu lain menjemput anak-anaknya.  mama tidak bisa sering-sering membawa Raisyah berjalan-jalan seprti ibu-ibu lain membawa anak-anaknya jalan.

Mama terkadang berusaha kuat untuk menemani Raisyah.  Ingat nggak waktu raisyah meminta mama untuk menemani acara sekolah kunjungan ke toko Gramedia.  Waktu itu kondisi mama benar-benar tidak fit.  Baru dua hari sebelumnya mama keluar dari terapi kemo tulang.  Tapi mama tidak ingin melihat Raisyah sedih.  Dengan sekuat tenaga, mama memaksakan diri untuk menemani raisyah.  Yang lebih menyulitkan, saat mama harus menaiki tangga toko buku gramedia untuk menuju lantai dua.  Raisyah sudah duluan berada diatas bersama guru dan teman-teman yang lain.  Kaki mama masih sangat lemah untuk menaiki tangga.  Tapi mama harus kuat.  Dengan perlahan dan memegang pegangan pinggir tangga, mama menaiki tangga tersebut.  syukurlah, mama berhasil ke lantai dua dan menemani Raisyah di acara itu.



Raisyah,
Mama tahu, Raisyah selalu menginginkan mama sehat dan cepat sembuh.  doa-doa itu selalu keluar dari mulut mungil Raisyah.  Raisyah seperti seorang motivator sejati yang terus menerus memompakan semangat pada mama.
“Mama harus sembuh, ya..”
“Alhamdulillah ya Allah, mamaku semakin Sehat..”
“Hore…, mama sudah tidak sakit lagi”.
Entah berapa banyak kata-kata ajaib yang Raisyah ucapkan membuat mama ingin segera sembuh.

Raisyah ingat,
Saat mama di operasi beberapa waktu lalu, Raisyah datang ke rumah sakit dengan membawa boneka Hello kitty kesayangan Raisyah.  Raisyah berbisik pada mama, dan mengatakan “Mama harus sembuh ya.” Raisyah lalu meletakkan boneka itu di samping tempat tidur mama.  Raisyah bilang, boneka itu akan menemani mama selama tidur di rumah sakit.   Mama tidak bisa berhenti menangis melihat tingkahmu itu, sayang.  Mama menegaskan dalam hati, mama harus sembuh demi Raisyah.


Atau Raisyah ingat tidak waktu kita hanya berdua di Bontang.  Saat itu mama harus di larikan ke rumah sakit karena mengalami infeksi di pencernaan yang mengakibatkan mama mengalami muntahber.  Raisyah menangis saat mama minta untuk tidur di rumah tante terlebih dahulu.  Raisyah meminta bersama mama di rumah sakit.   Beruntung,  pihak rumah sakit dan perawat mengijinkan Raisyah menemani mama di rumah sakit.   Raisyah sangat mandiri dan bisa mengurus mama ketika itu.  bahkan salah satu pasien di kamar mama, memuji Raisyah yang begitu mandiri dan perhatian sama mama.

Begitu banyak cerita yang ingin mama sampaikan mengenai Raisyah.  Tapi rasanya semua membuat mama ingin menangis mengingatnya.  Betapa cinta dan sayang nya mama terhadap raisyah.  Bila mama boleh meminta,  di hari ulang tahunmu ini,  doakan agar mama bisa sembuh dan terus mendampingi Raisyah sampai dewasa dan bahagia.   Mama ingin terus mendampingi Raisyah melewati hari penuh dengan warna-warni kehidupan ini.

Peluk dan cium untuk Raisyah

Dari mama yang selalu mencintaimu

Read More

Rabu, 12 Februari 2014

Berbagi Tips menghemat Pengobatan Kanker



Biaya pengobatan kanker Mahal? Jawabannya, mahal banget ! Sebenarnya jawaban pertanyaan ini masih relatif lho. Mengapa saya bilang demikian. Ya, ini tergantung dari banyak faktor pula. Seandainya kanker bisa terdeteksi pada stadium awal, tentunya biaya pengobatan tidak terlalu semahal pada stadium lanjut.

Selain itu, tingkat kesembuhan pada pengobatan stadium awal, insya allah akan jauh lebih tinggi. Tingkat kesembuhan pada stadium lanjut pun bisa sembuh lho, walaupun butuh proses, waktu dan bisa jadi biaya tinggi. Ini saya rasakan sendiri, mengingat stadium kanker saya sudah stadium lanjut. Selain biaya pengobatan yg mahal, belum lagi efek sakit dan yang nyeri yg luar biasa.

ada banyak pertanyaan pada saya dari teman teman mengenai bagaimana cara menghemat biaya pengobatan kanker.  Sebenarnya ada banyak Berbagi Tips menghemat Pengobatan Kanker , tinggal bagaimana kita selaku pasien kanker menyiasatinya. Antara lain :


1. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang saya maksud seperti yang di sediakan pemerintah. contohnya Jamkesda, jamkesmas. Atau askes, jamsostek yang sekarang dinaungi lembaga BPJS. Memang tidak semua pengobatan kanker ditanggung, namun keberadaan fasilitas kesehatan ini amat membantu penghematan biaya pengobatan kanker.
tidak ada salahnya mencoba mencari informasi mengenai fasilitas kesehatan ini. Saya pribadi sangat terbantu dengan fasilitas jamkesda yang diberikan oleh pemerintah kota Bontang. (terima kasih ya...pemkot Bontang karena telah banyak membantu masyarakatnya)

2. Obat gratis atau diskon.
Nah... Pasti bingung kan... Apa benar ada obat gratis atau diskon. Padahal pengobatan kanker mahal bamgettt.... Ya, seperti saya bilang, semua kan ada ilmu dan cara menyiasatinya. untuk obat dengan harga diskon, ini juga pakai cara. Caranya dengan survey harga di berbagai apotik hehehe.... Ya, ini sudah menjadi rahasia umum. Kalau harga obat satu apotik, ada pula yang beda dengan apotik lainnya. Walaupun tidak semua lho... Jadi kita harus jeli untuk mencari informasi dan survey. Saya sendiri punya apotik langganan yang memang punya harga lebih miring dengan harga di apotik lainnya. Lumayan kan kalo beda 10 ribu atau 5 ribu untuk obat rutin yang harus diminum hehehe. Oh ya, bicara mengenai obat gratis. Mungkin tidak banyak yang tahu, terkadang ada farmasi obat yang menawarkan obat gratis. misalnya begini, beli 2 obat gratis 1. Biasanya untuk obat obat tertentu
Atau ada pula yg menawarkan harga yang miring lho. untuk informasi mengenai ini, bisa tanya ke dokter yang menangani kita. Biasanya para sales obat, memberitahu program begini pada dokter. Atau bisa pula Tanya ke Yayasan Kanker Indonesia di kota anda. walaupun tidak semua kantor YKI menangani masalah ini lho.

mungkin sekian dulu penjelasan dari saya. penjelasan diatas merupakan sebagian 
Berbagi Tips menghemat Pengobatan Kanker  saja. jika ada yang ingin sharring atau tanya tanya, bisa langsung inbox ya... 
Saya mau tidur dulu..., obat nyerinya udah bekerja nih... Jadi ngantuk deh...

#efek nggak bisa tidur karena nyeri kaki di tengah malam dan efek kemo yg belum selesai hihihi
Read More

Jumat, 07 Februari 2014

BUKU PROFIL PEREMPUAN PENGARANG & PENULIS INDO NESIA



Beberapa waktu lalu, saya sempat di kejutkan berita dari seorang sobat penulis, Sari  Azis.   Berita yang di sampaikan di pagi hari itu, sempat membuat saya terdiam sejenak.  Sari menjelaskan bahwa ia menerima kabar mengenai Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia.    Dalam buku ini, terdapat banyak nama yang cukup saya kenal dengan karya-karya hebat mereka.  Sebut saja Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia,  Pipiet Senja, Fira Basuki, Lelya Hanna, NH Dhini, Maria A. Sarjono, dan sebagainya.


Yang menarik, dalam buku tersebut, memuat nama saya  Tri Wahyuni Rahmat (nama pena saya) dan Sari Azis.  Profil kami berdua termasuk di dalamnya bersama 800 an perempuan pengarang & penulis lainnya.  Tentu saja hal ini menjadi sebuah kehormatan yang tidak bernilai bagi kami berdua.   Ada pula beberapa nama pengarang dan penulis dari Kaltim yang masuk di dalam buku ini, yaitu Shantined, Atiek Sulistyowati, Atiek Sri Rahayu, Daian, Uni Sagena, Fitriani Um Salva, Muthi Masfuah, Linda Fitrianti. 

Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800 an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak jaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995.

Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaed menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan mengenai sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di susun Korrie LayunRampan.  Ada pula buku Angkatan 2000 Sastra Indonesia karya Korrie Layun Rampan (Grasindo, 2000),  Ensiklopedi Sastra Indonesia (Titian Ilmu, 2004).  Dimana buku-buku tersebut tidak banyak menampilkan perempuan pengarang dan penulis Indonesia.   Belakangan memang terbit buku Profil Perempuan Pengarang Peneliti Penerbit di Indonesia (Kelompok Cinta Baca, 2000) yang disusun oleh Korrie Layun Rampan, Titiek WS dan Matheus Elanda Rosi DS.  Tetapi dalam buku itu hanya memuat 119 nama perempuan pengarang, peneliti dan penerbit di Indonesia.  Buku tersebut pun tdak beredar secara luas. 

Padahal, seiring perjalanan waktu,  kiprah perempuan dalam dunia pengarang dan penulis di Indonesia semakin berkembang.  Mereka merupakan perempuan dan penulis generasi muda yang berasal dari sabang hingga merauke. Kurniawan pun mengambil beberapa kesimpulan menarik dari maraknya pertumbuhan perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.   Mereka rata-rata memiliki pendidikan yang cukup tinggi.  Tentu saja hal ini menjadi harapan besar sebagai upaya turut mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain itu, ada catatan penting yang di ungkapkan Kurniawan, hampir semua perempuan yang diangkat profilnya, memulai menulis sejak di bangku SMP.   Begitu pula Kurniawan menyoroti masalah brand nama atau nama pena yang di pakai oleh sebagian perempuan pengarang dan penulis tersebut.  memang hal itu tidak terlalu penting, namun menjadi hal menarik untuk di catat.  Mengingat adanya kesadaran para perempuan tersebut untuk menggunakan nama pena. Kurniawan pun menjelasan apa saja yang menjadi kriteria yang ditentukan, sehingga nama-nama tersebut bisa dimuat di buku tersebut.  Salah satu kriterianya, para perempuan tersebut sudah pernah membukukan karyanya. Paling tidak, tulisannya masuk dalam sebuah buku antologi atau bunga rampai.  Serta beberapa kriteria lainnya lagi.

Tertarik untuk membaca buku ini, serta ingin mengetahui siapa saja yang masuk di dalamnya?  Silahkan baca bukunya ya… Untuk pemesanan buku ini, bisa langsung ke penerbit Kosa Kata Kita. Atau cari di toko buku terkemuka di kota Anda


Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia
Penulis : Kurniawan Junaedhie
Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta
Jumlah hal : 338
Tahun : 2012

DAFTAR 800-AN PENULIS PREMPUAN DALAM BUKU INI:

A. Rahartati Bambang Haryo
Aam Amalia
Aan Almaidah Anwar
Aan Wulandari Usman
Abidah El Khalieqy
Ade Batari
Ade Nastiti
Ade Oktiviyari
Adenita
Afifah Afra Amatullah
Agnes A. Majestica
Agnes Endratni Haryadi
Agnes Hening Ratri
Agnes Jessica
Agnes Samsuri
Agnes Sri Hartini Arswendo
Aida Ismeth Aida Zulaika N. Ismeth
Akidah Gauzillah
Alberthiene Endah
Alina Kharisma
Aliyah Purwati
Alya Salaisha-Sinta
Ambhita Dhyaningrum
Amdai Muth Siregar
Ana Westy Martiani
Anastasia Luh Sukesi
Andang Gunawan
Angelina Sondakh
Anggia Yulia Angely
Anggie Sri Wilujeng
Ani Ema Susanti
Ani Idrus
Ani Istikharoh Anhar
Ani Sekarningsih
Anil Hukma
Anindita S. Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anisa Afzal
Anita K. Rustapa
Ann
Anna M. Massie
Anna R. Nawaning
Anna Siti Herdiyanti
Anne Avantie
Anneke Putri
Anni Iwasaki
Anny Djati
Apri Swan Awanti
Aprila R.A. Wayar
Apsanti Djokosujatno
Ar. Kemalawati
Ari Kinoysan Wulandari
Aria Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Ariana Pegg
Ariesta
Arini el-Ghaniy
Arleen Amidjaja
Arti Purbani
Arumi Ekowati
Ary Nilandari
Asih Sumadono
Asma Nadia
Asmi Dewi
Asnelly Luthan
Asrina Novianti
Astina Triutami
Astuty Wulandari
Atiek Sri Rahayu
Atik Sulistyowati
Aurelia Tiara Widjanarko
Avi Basuki
Avianti Armand
Aya Lancaster
Ayu Cipta
Ayu Diah Cempaka
Ayu Utami
Azimah Rahayu
Azwina Azis Miraza
Bibsy Soenharjo
Boen S. Oemarjati
Budi Utamy
Budiana Indrastuti
Budiyati Abiyoga
Butet Benny Manurung
Butet Manurung
Cahaya Buah Hati
Candra Kirana
Cecen Cendrahati
Cecil Mariani
Cecillia K.
Cesillia Ces
Cherry Hadibroto
Christia Dharmawan
Chyé Rétty Isnéndés
Cicilia Anggraini Oday
Clara Ng
Claudia Irawan Massie
Coen Supriyatmi
Cok Sawitri
Cut Januarita
Cut Uswatun Khasanah Z.A
D. Kemalawati
D.M. Ningsih
Dahlia
Dahlia Rasyad
Daian
Dalasari Pera
Debora Indrisoewari
Debra Yatim
Dee Dewi Lestari
Deni Tri Aryanti
Dennis Lextria
Desi Puspitasari
Dewi Anggraini
Dewi Anwar
Dewi Fitri Lestari
Dewi Maharani
Dewi Motik Pramono
Dewi Nova Wahyuni
Dewi Nuria Khodijah
Dewi Rais Abin
Dewi Sartika
Dewi Yanthi Razalie
Dharmawati TST
Dhenok Kristianti
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Kristanti
Dian Lufia Rahmawati
Dian Nafi
Dian Nurindya
Dian Yasmina Fajri
Dian Yuliasri
Dian Yuliasri Purnomo
Diana Mardihayati
Diana Roswita
Dianing Widya Yudhistira
Dien Wijayatiningrum
Dieny Maya Sari
Dina Mardiana
Dina Oktaviani
Dinar Rahayu
Divin Nahb
Djenar Maesa Ayu
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Putri Rejeki
Dwi Rahayuningsih
Dwi Septiawati
Dwiarti Mardjono
Dyah Indra Mertawirana
Dyah Merta
Dyah P. Rinni
Dyah Setyawati
Dyah Utami Puspitarini
Dyan Nurindya
Edi Sedyawati
Eka Pranita Dewi
El Eyra
Elidawani Lubis
Elis Tating Bardiah
Eliza Vitri Handayani
Elli Marliah
El-Syifa
Elya Nurbayyinah
Embun Kenyowati Ekosiwi
Endah Sulwesi
Endang Murdopo
Endang Susanti Rustamaji
Endang Werdiningsih
Eni Yuniar
Enni Soetomo
Enny Sumargo
Epi Siti Sopiah
Eri Geni
Erlita Nila Sari
Erna Iswati
Esi Lahur
Esther Karsono
Esti Nuryani Kasam
Etik Juwita
Etik Minarti
Etty Indriati
Euis Meilani Sabda
Eva Budiastuti
Evelyn Ridha Avenina Ratih Arief
Evi Idawati
Evi Rine Hartuti
Faizah Soenoto Rivai
Fannie Astria Yulandari
Fanny J. Poyk
Faradina Izdhihary
Farah Hidayati
Farahdiba
Fardelin Hacky Irawani
Farida Sumargono
Farida Susanti
Faridah Roni
Fatin Hamama
Fauziah Nurdin
Febby Fortinella
Feby Indirani
Femmy Syahrani
Feni Sudilarsih
Fie Fullan Azzahra
Fina Sato
Fira Basuki
Firliana Purwanti
Firmanawaty Sutan
Fitra Yanti Eliza
Fitri Nuraini
Fitri Susila
Fitri Yani
Fitriani Um Salva
Fitriyanti
Fitryan G. Dennis
Fori Desniar
Fransisca Dewi Ria Utari
Free Hearty
Frieda Amran
Gadis
Gadis Arivia
Gin
Ginatri S. Noer
Gita Pratama
Gita Romadhona
Gratiagusti Chananya Rompas
Hakimah Rahmah Sari
Halimah Munawir
Hamidah
Hani Iskandarwati
Hanna Francisca
Hanna Rambe
Hanum Safnas
Happy Salma
Hartati Nurwijaya
Hartin Rahmaldi
Haryati Soebadio
Hasrianti Silondae
Haulia Rosdiana
Haya Aliya Zaki
Hayatinufus A.L.Tobing
Helen Ishwara
Helga Worotitjan
Helvy Tiana Rosa
Heni Hendrayani Sudarsana
Herlela Ningsih
Herlina Mustikasari Mohammad
Herlinatiens
Hikaru
Himmah Tirmikoara
Hudan Nur
Hylla Shane Gerhana
I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani
Iao Suwati Sideman
Icha Rahmanti
Ida Ahdiah
Ida Ayu Dewi Arini
Ida Ayu Galuhpethak
Ida Ayu Utami Sundari
Ida Ch
Ida Nasution
Ida Nursanti Basuni
Ida Nurul Chasanah
Ifa Avianty
Iis Istrini
Ika Natassa
Ike Soepomo
Ikhtiar Hidayati
Ikrima Ghaniy
Ima Suwandi
Imas Sobariah
Imelda Akmal
Imelda Hasibuan
Imratul Jannah
Inayati
Indah IP
Inez Dikara
Inggit Puria Marga
Inggrid Wijanarko
Intan Hs
Intan Paramadhita
Ira Esmiralda
Irena Tjiunata
Iriani R. Tandy
Irma Agryanti
Irma Hadisurya
Irna Hadi
Iskasiah Sumarto
Isma Sawitri
Isyanti Tunggadewi
Ita Dian Novita
Izzatul Jannah
Jaladara
Jeanne L. Yap
Jetti Mustika
Joan Ro
Judith
Julie Ikajanti
Juwairiyah Mawardy
Kadek Sonia Piscayanti
Kalsum Belgis
Kamila Andini
Kanti W. Janis
Kartika
Katherina
Katrin Bandel
Kawako Tami
Kembang Manggis
Ken Fitria
Ketut Sunia Sudiani
Khaterina
Khusnul Khotimah
Kiki Turki
Kinan Nasanti
Kirana Kejora
Komang Ira Puspitaningsih
Kris D.S
Kunni Masrohanti
Kurnia Indrastuti
Kwek Li Na
L. Yunadi
La Rose
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Laire Siwi Mentari
Laksmi Banowati
Laksmi Pamuntjak
Lan Fang
Lastri Fardani Sukarton
Laswiyati Pisca
Laura Khalida
Lea Pamungkas
Leila Ch. Budiman
Leila S. Chudori
Lentera Al-Jazhiran
Lexie Xu
Leyla Hana
Lia Cynthia
Lia Herlani
Lia Indriyani
Lian Gouw
Lik Kismawati
Lila Fitri Aly
Lili Munir C
Lili Taswa
Lilly T Erwin
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Lina Marlina
Linda Christanty
Linda Djalil
Linda Fitriana
Lintang Sugianto
Lulu Ratna
Lupita Lukman
Lusi Wulan
Lusiana M. Hevita
Lutfi Retno Wahyudyanti
Lutik Siswani Alibasyah
Lyarya May Chynta
M. Poppy Donggo Hutagalung
Made Purnamasari
Maftuhah Jakfar
Maggie Tiojakin
Maqhia Nisima
Marga T atau Marga Tjoa
Margaretha Widhi Pratiwi
Marhaeni Eva
Maria A. Sardjono
Maria Amin
Maria Bo Niok
Maria Hermiyanti Sugiharto
Maria Kadarsih
Maria Widy Aryani
Mariana Lewier
Marianee Katoppo
Marina Silvia K.
Marlen Alfons
Martha Hermiari Hadimulyanto
Martha Maspaitella
Martha Sinaga
Maya Wulan
Mayling Oey-Gardiner
Mbak Sowiyah
Medy Loekito
Mega Vristian
Meiriza Paramita
Melani Budianta
Mell Shaliha
Melly Guslaw
Melly Kiong
Melodi Muchransyah
Mely G. Tan
Menik Sugiyah
Menur Hayati Adiwiyono
Merisa Martiningsih atau Ni Made Purnama Sari
Meutia Geumala
Meutya Hafid
Mezra E. Pellondou
Mira Astra
Mira W.
Mirabina Liarifatiha az-Zahra
Miranda Harlan
Miranda Putri
Miriam Budiardjo
Mona Lohanda
Mona Sylviana
Muktafiah
Muna Masyari
Munasti
Munnal Hani’ah
Murparsaulian
Murti Bunanta
Muryani J. Semita
Mustika Heliati
Muthi’ Masfu’ah
Muthiah Alhasany
Muthiah Syahidah
Mutia Sukma
Myra Sidharta
N.F. Muhaiminati
N.H. Dini
N.K.M. Saraswati Laksmi
Nadhira Khalid Bathhef
Nagiga atau Nur Ayati
Najmah Janani
Nana Ernawati
Nana Riskhi Susanti
Nancy Meinintha Brahmana
Nani Tanjung
Naniheroe
Naning Indratni
Naning Pranoto
Naomi Srikandi
Nenden Lilis A
Neneng Setiasih
Nening Mahendra
Nersalya Renata
Nessa Meta Kartika
Ni Ketut Sudiani
Ni Komang Ariani
Ni Luh Putu Mahaputri
Ni Made Frischa Aswarini
Nia Iskandar Dinata
Nia Nurdiansyah
Nia Samsihono
Nia Sutiara
Nina Indhiana
Nina Minareli
Nina Pane
Ninik Handrini
Nining Indarti
Ninuk Mardiana Pambudy
Nisa Ayu Amalia
Nisrina Lubis
Nita Indrawati Arifin
Nita Tjindarbumi
Nita Widiati Efsa
Noena Fadzila
Nona G. Muchtar
Noor Aini Cahya Khairani
Noorhani Dyani Laksmi
Nova Ayu Maulita
Nova Riyanti Yusuf
Novia Stephani
Novia Syahidah
Noviana Kusumawardhani
Novieta Dura
Novilya Putri Kartikasari
Nukila Akmal
Nungki Irma Nurmala Pratikto
Nungki Kusumastuti
Nunik Iswardhani
Nunik Utami Ambarsari
Nunung Susanti
Nur Azizah
Nur Kastelia Anugrasandy
Nur Wahida Idris
Nuraini Mettawati
Nurbaiti Alivia Ramadani
Nurhayati Pujiastuti
Nurhayati Purba
Nurjanah Laila
Nursyamsu, atau Nursyamsu Nasution
Nurul Chomaria
Nurul F. Huda
Nyayu Zulfia Hikmayanti
Nyi Penengah Dewanti
Oka Rusmini
Okky Madasari
Oktarina Prasetyowati
Olga Bati
Olin Monteiro
Ollie
Omi Intan Naomi
Oppie Andaresta
PelAngi Biroe Itoe Akoe
Pertiwi Hasan
Pipiet Senja
Pratiwi Setyaningrum
Primadonna Angela
Prisca Primasari
Priyantini
Puji Isdriani K.
Puput Amiranti
Puput Happy
Puti Lenggo
Putri Indah Wulandari
Putri Narita Pangestuti
Putu Rastiti
PutuVivi Lestari
Rachmania Arunita
Rahmadiyanti
Rahmaliah
Rahmatia
Rainy M.P. Hutabarat
Rakhmawati Fitri
Ramayani
Rani Rachmani Moediarta
Rantri Astria Hannah
Rara Gendis
Rasyidah
Ratih Kumala
Ratih Sanggarwati
Ratna Ayu Budhiarti
Ratna Dewi
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Komala Sari
Ratna Megawangi
Ratna Sarumpaet
Ratu Ayu atau Neni Saputra
Rayani Sriwidodo
Rayni N. Massardi
Reina Caelisia
Reni Erina
Renny Yaniar
Renny Yulia
Ria Ristiana Dewi
Ria. N. Badaria
Riana Ambarsari
Rianda
Riawani Elyta
Ribka Tjiptaning
Rieke Diah Pitaloka
Riki Utomi
Rina Ratih
Rina Suryakusuma
Rini Fardhiah
Rini Febriani Hauri
Rini Ganefa
Rini Intama
Rini Nurul Badariah
Ririe
Ririe Rengganis
Ririn Wulandari
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risa Amriksari
Rita Nauli
Rita Oetoro
Rita Sujono
Riza Rahmi
Rizky Amalia Ulfa
Rochyati Sofjan
Rosni Idham
Rukmi Wisnu Wardani
Ryana Mustamin
S. Mara GD
S. Rukiah
S. Tjahjaningsih
Saadah Alim
Sadrah Prihatin Rianto
Salma
Samiati Alisjahbana-Amahorseja
Sandra Palupi
Sanie B. Kuncoro
Santi Almufaroh
Saras Dewi
Saraswita Laksmi
Sari Azis
Sari Narulita
Sartika Sari
Sashmytha Wulandari
Sastri Sunarti Sweeney
Sastri Yunizarti Bakry
Savitri Sri Bhata Mangala
Sekar Ayu Asmara
Selasih
Seli Desmiarti
Selvy Erline S
Septi Peni Wulandari
Shantined
Shinta Febriany
Shinta Kusumawati
Shinta Miranda
Sinta Yudisia W
Sirikit Syah
Sisca Soewitomo
Sitaresmi S. Soekanto
Siti Aisyah
Siti Fadilah Supari
Siti Fatimah
Siti Nuraini
Siti Saadah
Sitoresmi
Sitta Karina
Soesi Sastro
Soewarsih Djojopoespito
Sofia Trisni
Sofie Dewayani
Sri Amiranti Sastrohoetomo
Sri Hartati
Sri Izzati
Sri Kusdyantinah
Sri Musdikawati
Sri Owen
Sri Saptarini Wulandari
Sri Setya Rahayu Soehardi
Sri Subakir
Sri Waluyati Sandi
Sri Wijani Soemartojo B.A.
Srikandi Hakim Khrisna
Stefani Hid
Stephanie Zen
Sugiarti Siswadi
Sukaesih Sastrini
Sulistyorini
Sulistyowati Edison
Surtini Hadi
Surtiningsih W.T.
Suryatati A. Manan
Susilaning Satyawati Hardjono
Susy Aminah Aziz, N
Susy Ayu
Suwarsih Djojopuspito
Swastika
Syamsa Hawa
Sylvia L’Namira
T. Andar
Tamara Geraldine
Tanti
Tarini Sorita
Tary
Tatiek Maliyati
Taty Haryati
Tesalonika Lies Indrayantie
Tetet Cahyati
Theresia Citraningtyas
Threes Emir
Threes Nio
Tiana S.W.
Tien Marni
Tien Rostini
Tika Bisono
Tika Wisnu,
Tina K
Tina Savitri
Titie Said
Titiek WS
Titien Wattimena
Titik Danumiharjo
Titik Kartiani
Titis Basino
Titis Hening
Tjut Irda Triany MN
Toeti Heraty Noerhadi
Toeti Kakiailatu
Toeti Sunardi
Totilawati Tjitrawasita
Tresna Ismaya
Tri Wahyuni Rahmat / Tri Wahyuni Zuhri
Tria Barmawi
Triani Retno A
Trie Utami
Triyugi Rizki Windarsi
Tuti Gintini
Tuti Kuswardani
Tuti Nonka
Ucu Agustin
Ulfatin Ch
Ully Sigar Rusady
Uni Sagena
Upi Avianto
Upi T. Sundari
Upita Agustine
V. Lestari
Vallesca Souisa
Vanda Makahanap Parengkuan
Vanny Chrisma W
Veronica Widyastuti
Vina Kurniawati
Vinca Callista
Vinca Kumala atau VinK
Violetta Simatupang
Vira Safitri
Vita Sumarhadi
Vivi Maghfi
Vivian Idris
Wa Ode Wulan Ratna
Wahyu Wiji Astuti
Walujati
Wanda Leopolda
Weni Suryandari
Widyawati Puspita Dewi
Widzar
Wikan Satriati
Wina Bojonegoro
Wina Karnie
Wina SW1
Winarti Juliet Vennin
Windry Ramadhina
Winna Efendi
Winny Gunarti
Wiyatmi
Wulan Guritno
Wulandari Putri
Y.F. Nata
Yanie Wuryandari
Yanimar W. Yusuf
Yanti Sri Budiarti
Yati Maryati Wiharja
Yati Setiawan
Yatie Asfan Lubis
Yessy Gusman
Yetti A. KA
Yuni Jie
Yunis Kartika
Yusiana Tan Basuki
Yuyu AN Krisna–Mandagie
Yvonne de Fretes
Zahrotul Umamah
Zainurmawaty
Zamila Iriana Duchlun
Zara Zettira ZR
Zeventina Octaviani Bouwmeester
Zoya Herawati
Zubaidah Djohar
Zulaidar Idrus
Zuriati

Read More

BUKU BIOGRAFI PENGARANG KALIMANTAN TIMUR




Beberapa hari yang lalu, saya sempat melihat-lihat kembali isi koleksi buku di perpustakaan pribadi. Ternyata, saya menemukan kembali buku Biografi Pengarang Kalimantan Timur. Buku ini merupakan terbitan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Dalam buku ini, terdapat 67 nama pengarang Kalimantan Timur yang di himpun oleh Tim Kantor Balai Bahasa. Tim Kantor Balai Bahasa yang merupakan penyusun buku ini yaitu Mira Nurhayati, Aminuddin Rifai, Desi Ariani, Misriani, Aquari Mustikawati, Derri Ris Riana. 

Pada bab pendahuluan buku Biografi Pengarang Kalimantan Timur, di sebutkan bahwa pengarang di Kaltim berasal dari latar belakang etnis yang berbeda. Tentu saja hal ini mewarnai kelahiran pengarang sastra di Kaltim yang turut mendukung perkembangan sastra lokal di nasional. Perkembangan dunia kepengarangan di Kaltim pun terlihat cukup dinamis, dan keberadaan pengarang tersebar di berbagai wilayah kabupaten dan kota.

Buku yang di himpun selama dua tahun (2006-2007) oleh tim Balai Bahasa Provinsi Kaltim dengan melalukan berbagai penelitian. Walaupun ada beberapa kendala di lapangan ,seperti meninggalnya beberapa pengarang senior ataupun sulit terlacaknya dokumentasi-dokumentasi hasil karya mereka. Namun, patut di acungi jempol kegigihan dan kerja keras tim Balai Bahasa Provinsi Kaltim yang telah berhasil merangkumkan buku Biografi Pengarang Kalimantan Timur. 



Saya pribadi termasuk orang yang cukup beruntung dalam salah satu pengarang dari 67 nama yang masuk dalam buku ini. Padahal, saya masih belum ada apa-apanya dengan puluhan nama tersebut yang telah menorehkan berbagai prestasi dan karya dalam dunia kepengarangan. Dalam buku ini ada beberapa yang saya kenal, antara lain Korrie Layun Rampan, Syafruddin Pernyata, Abdul Rahim, Amien Wangsitalaja, Shantined, Sari Azis, Muthi Masfuah. Ya, berada dalam buku ini membuat saya semakin semangat untuk berkarya dan menulis. 


Berikut ini adalah nama-nama pengarang dan penulis yang masuk dalam buku tersebut :

1.       Kadri uning
2.       Ahmad Dahlan
3.       Mansyah Usman
4.       Herman Syukur
5.       Badaruddin Hamidy
6.       Burhan Dahlan
7.       Ahmad Noor
8.       M. Ardin Katung
9.       Sattar Miskan
10.   Fred Wetik
11.   Masdari Ahmad
12.   Sudin Hadimulya
13.   Imdaad Hamid
14.   Rizani Asnami
15.   Jumri Obeng
16.   Johansyah Balham
17.   Karno Wahid
18.   Korrie Layun Rampan
19.   Buddy Warga
20.   Mugni Baharuddin
21.   Abdul Rahim Hasibuan
22.   Masriady Mstur
23.   Andi Burhanuddin Solong
24.   Nanang Rijono
25.   Syafril Teha Nur
26.   Zulhamdani
27.   Syafruddin Pernyata
28.   Rizal Effendi
29.   Syamsul Khaidir
30.   Yohanes Bambang Paryoto
31.   Misman
32.   Sri Maryati
33.   Darkuni
34.   Wahyono Untung Raharjo
35.   Saprudin Ithur
36.   Sukardi Wahdyudi
37.   Hamdani
38.   Anshorullah
39.   Habolhasan Asyari
40.   Darwis Muhammad Noor
41.   Herry Turnajaya
42.   Elansyah Jamhari
43.   Herman A. Salam
44.   Hamsi Hamzah
45.   Sunaryo Broto
46.   Emi Alaydrus
47.   Fatimah Asyari
48.   Akhmadi Swadesa
49.   Turyono
50.   Siti Jumariyah
51.   Atik Sulistyawati
52.   Atik Sri Rahayu
53.   Awang Khalik
54.   Aminudin Rifai / Amien Wangsitalaja
55.   Sri Kartika Sari Azis / Sari Azis
56.   Tri Lestari
57.   Harsanti / Shantined
58.   Arief Rahman
59.   Abdul Hakim
60.   Doddy Iskandar
61.   Muthi Masfuah
62.   Dedi Sudarya
63.   M. Syafiqurohman
64.   Hanafi
65.   Tri Wahyuni Zuhri
66.   Novieta Christina
67.   Erna Wati

Judul  : Biografi Pengarang Kalimantan Timur
Penulis : Tim Kantor  Bahasa Provinsi Kaltim
Penerbit :  Pemerintah Provinsi Kaltim & Kantor Bahasa Provinsi Kaltim
Tahun :  2009
Read More

Hikmah di Ruangan Kemo



Selalu ada cerita yang mengesankan bila berada di ruangan kemo di rumah sakit ini. Bukan hanya karena saya kembali bertemu dengan teman teman sesama survivor kanker, dan kembali mendapatkan cash power semangat lagi. Lebih dari itu. Saya mendapatkan banyak hikmah berharga di dalamnya.  Salah satunya mengenai seorang nenek yang melewati 6 kali kemo setelah operasi pengangkatan rahimnya. 

Pertemuan kami kali ini merupakan pertemuan yang kedua. Setelah bulan sebelumnya kami berobat yang sama pula di ruangan ini. Tidak ada rasa sedih yang terpancar dari wajah nenek itu. Beliau malah menjalani sessi kemterapi nya dengan tenang. Padahal tidak terhitung banyaknya cairan infus yang akan masuk dalam tubuhnya. Karena posisi ranjang kami yang bersebelahan, maka kami sering berbagi cerita. Nenek tersebut memiliki 4 orang anak, dimana 3 anak laki laki dan 1 orang perempuan. Terus terang, yang membuat saya salut, anak anak beliau bergantian menjaga nenek dengan suaminya. Terlihat jelas bagaimana sang anak memperhatikan dan menyayangi sang ibu. ya, diruangan ini saya kembali mendapat hikmah bagaimana terjalin begitu kuat kasih sayang antara seorang ibu . 

Lain lagi cerita seorang ibu yang ranjangnya berada tepat di hadapan saya. Ternyata ibu tersebut berasal dari kota yang sama dengan saya, kota Bontang. Karena kesamaan tersebut, pembicaraan kami menjadi semakin seru sembari menjalani sessi kemo. Tentu saja pembicaraan utama seputar penyakit kanker dan kota Bontang. Apalagi saya memang hanya sendiri, tanpa ditemanin keluarga. Ibu tersebut ternyata seorang perempuan yang luar biasa. Beliau datang ke samarinda dari Bontang hanya sendirian, dengan menggunakan bis. setelah itu langsung mengurus sendiri berkas dirumah sakit untuk persiapan kemo. Selama 2 hari si ibu menjalankan sessi kemo nya. Selesai kemo, ia pun segera bergegas balik ke Bontang dengan menaiki bus terakhir. 

Sedikit berbagi cerita, ternyata banyak lho saya temukan para perempuan tangguh yang dengan semangat menjalani fase pengobatan kankernya. Keluarga pun tetap mendukung dan pemberi semangat. Ada seorang teman yang tervonis kanker stadium lanjut, masih bisa tetapi memjalankan berbagai aktifitas sendiri. Ada yang masih aktif kemana mana sendiri. Atau ada pula yang lebih banyak beristirahat di rumah, namun tetap bisa beraktifitas positif seperti membaca atau menulis (ini saya banget....) hehhehe Ya, di ruangan kemo ini, saya menemukan hikmah kasih sayang dan ketangguhan para survivor kanker.. 

Hhhmmm... Sebenarnya ada satu kisah lagi yang pernah saya temukan di sessi kemo terdahulu. Saat itu, saya seruangan dengan anak kecil berusia 2 tahunan (seusia anak bungsu saya). Anak itu telah menjalani sessi kemo selama belasan kali. Subhanallah... Anak itu sungguh luar biasa. Diusia sekecil itu dia mampu menguatkan diri menerima entah berapa banyak botol infus. Tentu saja, sang ibu merupakan sumber kekuatan si anak. Ibu tersebut selalu mendampingi si anak menjalani sessi kemo yang cukup melelahkan. Terkadang, saat sang ibu harus keluar mencari makanan atau sholat, si anak dengan tenang tetap menunggu di atas ranjang. Ikatan batin begitu kuat, membuat anak mengerti arti perjuangan dan kasih sayang si ibu. 

Banyak hikmah cerita dari ruangan kemo ini. Bukan hanya melulu tentang penyakit kanker, tapi jauh dari itu. Tentang cinta kasih, kesabaran, kekuatan dan semangat... Semoga kisah ini bisa menginspirasi.... 

#inspirasipagi
Read More