Raisyah, anakku sayang
Entah mengapa malam ini mama ingin menuliskan surat ini
untuk Raisyah di blog mama. Mungkin
karena kemarin, Raisyah merayakan ulang
tahun yang ke enam tahun. Mama berharap,
suatu saat, apabila mama sudah tidak ada di dunia ini,
dengan membaca surat ini, Raisyah akan mengingat
cinta dan kasih sayang mama yang tidak habis untukmu.
Raisyah, mama mengingat kembali saat-saat Raisyah akan di
lahirkan 6 tahun yang lalu. Saat itu,
dokter Arum, dokter kandungan yang menangani mama, memutuskan melakukan operasi ceasar untuk melahirkanmu. Dokter Arum melihat kondisi mama yang mengalami beberapa masalah saat
mengandung Raisyah. Mama setuju saja,
yang penting mama tetap berdoa agar
Raisyah bisa di lahirkan dengan selamat.
Oh ya, mama akan menceritakan beberapa hal yang selalu mama
ingat saat mengandung Raisyah. Setiap
kali Raisyah akan di USG oleh dokter, Raisyah selalu tampak malu-malu. dokter pun tidak memberitahukan jenis
kelamin Raisyah saat itu. Entah apa karena kesulitan melihatnya, atau
memang sengaja ingin memberikan kejutan untuk mama. Bahkan
banyak orang yang mengira kalau Raisyah kelak akan di lahirkan sebagai
anak lelaki.
Pada awal-awal masa ngidam, mama mengalami morning sick
yang tidak tertahankan. Raisyah tahu kan
morning sick? Morning sick itu merupakan
gejala tidak menyenangkan bagi ibu hamil muda seperti mama saat itu. mama bangun tidur dalam keadaan mual, pusing,
lemes bahkan pengen muntah. Aduh, tidak terbayang betapa beratnya masa-masa
itu. Tapi mama sekuat tenaga, berusaha
tetap makan dan minum. Mama tidak ingin
Raisyah kekurangan makanan dan minuman, hanya karena mama tidak berani melawan
rasa ngidam. Ya, mama berani melakukannya, semua demi Raisyah.
Rasa yang paling membahagiakan, saat Raisyah di lahirkan di
dunia ini. Dokter Arum langsung
memperlihatkan Raisyah pada mama, dan mengatakan, “Selamat bu, anaknya
perempuan”.
Ya Allah, mama merasa bahagia sekali. Memiliki anak perempuan merupakan sebuah
impian bagi seorang ibu seperti mama.
Mama sudah membayangkan banyak hari-hari yang akan kita lalui bersama.
Raisyah…,
Ah, banyak hal yang ingin mama sampaikan kepada
Raisyah. Mama begitu menyayangi dan
mencintai Raisyah. Memiliki Raisyah,
membuat mama sebagai seorang ibu yang utuh.
Kedekatan mama dan Raisyah begitu erat, hanya kita berdua yang
tahu. Banyak orang yang menilai wajah
kita yang mirip. Biarlah, toh kita
memang seorang ibu dan anak. Raisyah
seperti tidak terpisahkan dari mama.
Terkadang, raisyah langsung menangis, bila mama pergi tanpa membawa
raisyah serta. Tentu saja mama tidak
berdaya, terlebih saat melihat tatapan
mata Raisyah yang memelas dan meminta mama membawamu. Akhirnya ,mama luluh juga untuk membawa
Raisyah pergi menemani mama.
Raisyah,
Semua kebersamaan kita, seakan terusik, saat mama tervonis
kanker. Raisyah tahu, hati mama
benar-benar hancur kala itu. apalagi
dokter sudah memberikan bayangan kemungkinan mama akan lumpuh bila tidak di tangani
dengan segera. Ya, kanker mama sudah
memasuki stadium lanjut . saat itu
dalam benak mama, umur mama mungkin tidak selama orang lain di dunia ini.
Penyakit kanker yang ada di diri mama terus menerus mengincar hidup mama.
Seharusnya mama tidak boleh menyerah kan? Hidup dan mati kita, semua merupakan rahasia
Allah. Tapi, mama bukanlah seorang malaikat. Mama tetaplah seorang perempuan dan ibu yang
suatu ketika bisa rapuh dan sedih.
Satu hal yang mama takutkan saat tervonis kanker, bukan karena kemungkinan
mama akan meninggal karena penyakit ini.
Bukan itu, nak.. Di pikiran mama,
hanya Raisyah dan anak-anak mama yang lain.
Bagaimana nasib kalian, kalau
mama tidak ada. Siapa yang akan
mendampingi kalian sampai dewasa? Siapa yang akan menemani masa-masa sulit dan
bahagia kalian setiap saat? Dan entah.. begitu banyak pikiran berkecamuk dalam
diri mama.
Khususnya kepada Raisyah… hati mama begitu pilu. Kalau mama tidak ada, siapa yang menjadi
pelindung Raisyah? Siapa yang akan
mengenalkan dunia ini kepada Raisyah?
Siapa yang akan menemani
hari-hari pertama Raisyah bersekolah? Siapa yang akan menjadi tempat
Raisyah bercerita, mengadu, dan berkeluh kesah?
Siapa yang akan menjadi kekuatan Raisyah saat Raisyah merasa takut atau bingung untuk
melakukan sesuatu? Semua pertanyaan demi
pertanyaan berkecamuk di kepala mama.
Raisyah..
Mungkin terkadang, mama terlihat menjaga jarak terhadap
Raisyah. Bahkan membiarkan Raisyah saat
menangis ataupun berusaha tegas saat Raisyah melakukan kesalahan. Bukan.. itu bukan karena mama tidak sayang
Raisyah. Mama terlalu sayang dan mencintai
Raisyah. Mama ingin Raisyah tumbuh
menjadi anak perempuan yang sholeha,
mandiri, kuat, bertanggung jawab. Hingga
suatu ketika, saat mama meninggalkan dunia ini,
mama bisa bahagia di atas sana, karena melihat Raisyah bisa tumbuh
menjadi perempuan yang seutuhnya.
Raisyah,
Apakah Raisyah berfikir mama jahat? Terkadang mama berusaha untuk tidak sering
memelukmu, memanjamu, dan mengajakmu ke tempat yang Raisyah mau. Mama tidak ingin melukai hati mama dan
menyesal terlalu dalam. Kanker dalam
diri mama, membuat mama selalu bekejaran dengan waktu dan waktu. Ketika memelukmu erat, saat itulah mama menjadi lemah dan
sedih. Di saat itulah mama kadang
mengutuk kanker yang menggerogoti tubuh mama.
Kanker itu pula yang membuat mama tidak bisa beraktifitas seperti ibu lain.
mama tidak bisa mengantar dan menjemput Raisyah seperti ibu-ibu lain
menjemput anak-anaknya. mama tidak bisa
sering-sering membawa Raisyah berjalan-jalan seprti ibu-ibu lain membawa
anak-anaknya jalan.
Mama terkadang berusaha kuat untuk menemani Raisyah. Ingat nggak waktu raisyah meminta mama untuk
menemani acara sekolah kunjungan ke toko Gramedia. Waktu itu kondisi mama benar-benar tidak fit. Baru dua hari sebelumnya mama keluar dari
terapi kemo tulang. Tapi mama tidak
ingin melihat Raisyah sedih. Dengan
sekuat tenaga, mama memaksakan diri untuk menemani raisyah. Yang lebih menyulitkan, saat mama harus
menaiki tangga toko buku gramedia untuk menuju lantai dua. Raisyah sudah duluan berada diatas bersama
guru dan teman-teman yang lain. Kaki
mama masih sangat lemah untuk menaiki tangga.
Tapi mama harus kuat. Dengan
perlahan dan memegang pegangan pinggir tangga, mama menaiki tangga
tersebut. syukurlah, mama berhasil ke
lantai dua dan menemani Raisyah di acara itu.
Raisyah,
Mama tahu, Raisyah selalu menginginkan mama sehat dan cepat
sembuh. doa-doa itu selalu keluar dari
mulut mungil Raisyah. Raisyah seperti
seorang motivator sejati yang terus menerus memompakan semangat pada mama.
“Mama harus sembuh, ya..”
“Alhamdulillah ya Allah, mamaku semakin Sehat..”
“Hore…, mama sudah tidak sakit lagi”.
Entah berapa banyak kata-kata ajaib yang Raisyah ucapkan
membuat mama ingin segera sembuh.
Raisyah ingat,
Saat mama di operasi beberapa waktu lalu, Raisyah datang ke
rumah sakit dengan membawa boneka Hello kitty kesayangan Raisyah. Raisyah berbisik pada mama, dan mengatakan
“Mama harus sembuh ya.” Raisyah lalu meletakkan boneka itu di samping tempat
tidur mama. Raisyah bilang, boneka itu
akan menemani mama selama tidur di rumah sakit. Mama tidak bisa berhenti menangis melihat
tingkahmu itu, sayang. Mama menegaskan
dalam hati, mama harus sembuh demi Raisyah.
Atau Raisyah ingat tidak waktu kita hanya berdua di
Bontang. Saat itu mama harus di larikan
ke rumah sakit karena mengalami infeksi di pencernaan yang mengakibatkan mama
mengalami muntahber. Raisyah menangis
saat mama minta untuk tidur di rumah tante terlebih dahulu. Raisyah meminta bersama mama di rumah
sakit. Beruntung, pihak rumah sakit dan perawat mengijinkan
Raisyah menemani mama di rumah sakit.
Raisyah sangat mandiri dan bisa mengurus mama ketika itu. bahkan salah satu pasien di kamar mama,
memuji Raisyah yang begitu mandiri dan perhatian sama mama.
Begitu banyak cerita yang ingin mama sampaikan mengenai
Raisyah. Tapi rasanya semua membuat mama
ingin menangis mengingatnya. Betapa
cinta dan sayang nya mama terhadap raisyah.
Bila mama boleh meminta, di hari
ulang tahunmu ini, doakan agar mama bisa
sembuh dan terus mendampingi Raisyah sampai dewasa dan bahagia. Mama ingin terus mendampingi Raisyah
melewati hari penuh dengan warna-warni kehidupan ini.
Peluk dan cium untuk Raisyah
Dari mama yang selalu mencintaimu