Kamis, 19 Desember 2013

Ketika Jujur tentang Kanker


Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mengenal penyakit kanker secara lebih mendalam.  Menyaksikan orang-orang yang saya kenal dan menderita penyakit kanker, membuat saya  kala itu merasa sangat takut sekaligus geram dengan kanker.  Kanker bukan hanya menyita waktu dan pikiran, tetapi juga menguras tenaga, biaya dan air mata.   Tante tercinta saya terenggut oleh kanker, dan meninggalkan kedua putrinya yang merupakan sepupu saya.  Saya bisa merasakan bagaimana rasa kehilangan, rasa sedih, dan rasa berduka mereka.  

Namun ternyata, sebuah kenyataan yang harus saya hadapi.  Dokter memvonis saya menderita kanker tyroid stadium lanjut yang telah bermetase (menyebar) ke tulang belakang.  Tentu saja hal itu mau tidak mau harus saya terima sebagai bagian dari  kenyataan hidup yang harus di jalani.  Banyak hal yang menjadi pikiran saya saat itu.  Selain kondisi keuangan kelurga yang tidak cukup baik, di tambah kondisi fisik saya yang semakin lemah dan merasakan nyeri teramat sangat di daerah pinggang yang kemudian menjalar ke kedua kaki.

Saat itulah saya benar-benar dalam fase titik balik hidup. Setelah hampir 33 tahun saya hidup di dunia ini, terasa sekali ujian kali ini begitu sangat berat, hingga hampir-hampir membuat saya tidak punya semangat untuk hidup. Kanker nyaris meluluh lantakkan hidup saya menjadi semakin terpuruk dan tidak berdaya.
Tetapi rupanya Allah masih sayang terhadap saya.  Walaupun saya saat itu termasuk manusia bodoh yang dalam kondisi bingung dan nyaris putus asa, namun Allah tetap memberikan petunjuk kepada saya.  Melalui orang-orang yang terus mencintai saya, yaitu orang tua, suami, anak-anak, saudara, keluarga besar, dan teman-teman, yang terus mendukung dan menyupport kesembuhan saya.  Mereka seperti malaikat yang dikirimkan Allah dalam wujud manusia yang terus menyemangati saya.

Salah seorang sepupu saya, Lindi, kerap menyemangati saya dengan kata-katanya yang menyejukkan hati.  Saya ingat kata-katanya tentang sakit ini, bahwa Allah sangat sayang pada saya sehingga memberikan sakit ini. Agar saya bisa lebih dekat dan terus mengingat Allah dalam setiap saat hidup saya.


Tidak mudah memang untuk bangkit dan meneguhkan hati berjuang melawan kanker.  Tidak hanya saya harus melawan rasa takut, sedih, putus asa.  Saya pun harus melawan rasa sakit atau sering disebut cancer pain yang menyerang tubuh saya.  Setiap cancer pain itu menyerang, saat itu pulalah sebisa mungkin saya  menyebut asma Allah untuk mengurangi rasa sakit.  Bahkan saat cancer pain itu menyerang sangat hebat dan obat anti nyeri bekerja sangat lambat, di saat itulah air mata saya pun akan jatuh menahan rasa sakit :’(

Saya bukan super women ataupun wonder women. Saya hanya seorang perempuan biasa yang bisa menangis, bersedih.  Namun saya pun tetap bisa tertawa, bahagia, gembira. Semua ini saya jalani dengan sebuah harapan untuk menaklukkan kanker.  Agar saya bisa melihat anak-anak saya tumbuh dan menemani mereka dewasa.  Agar saya bisa merawat kedua orang tua saya, yang sampai detik ini masih terus menyayangi dan memperhatikan saya.  Agar saya bisa melewati hari-hari penuh suka, duka dan cerita bersama suami sampai kami tua dan ajal menjemput. Agar saya bisa melewati kehidupan ini dan mengisinya dengan penuh kebaikan sebagai bekal akhirat saya.  

Saya pun akhirnya berani membuka diri dan memplokamirkan diri sebagai survivor kanker.  Gelar baru yang dulu sangat ingin saya tutup-tutupi.  Sederhana saja, saya ingin berbagi cerita tentang kanker dan bagaimana menghadapi kanker.  Saya ingin masyarakat tahu seperti apa kanker itu. Agar bisa terdeteksi secara dini dan memudahkan penanganan kanker itu sendiri. 

Mungkin tidak banyak yang tahu, bila seorang  divonis penyakit kanker, maka akan muncul beribu-ribu pertanyaan dalam benaknya.  Banyak diantara mereka yang berusaha mencari tahu informasi tentang kanker, bagaimana pengobatannya dan apa yang harus segera dilakukan.  Namun banyak pula yang hanya diam dan bingung akan melakukan apa.  Dan itulah yang saya lakukan dulu.  Dengan berbagi cerita dan saling menyupport sesama survivor kanker, adalah salah satu cara bagi survivor bersemangat untuk sembuh.  

Masih banyak hal yang bisa di lakukan untuk diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti yang saya lakukan melalui tulisan-tulisan saya ini.  Mungkin tulisan ini sangat sederhana, namun saya tuliskan dengan penuh perasaan hati untuk bisa berbagi kepada siapa saja yang ingin membacanya.  Apabila ada yang ingin berbagi cerita, bisa langsung hubungi email saya : triwahyunizuhri@yahoo.com :)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...