Senin, 02 Desember 2013

Aku dan Kanker Tiroid - Bagian 1 : Bermula dari Benjolan Kecil di Leher - tabloid My Mommy




Tidak ada harapan untuk hidup, itulah yang ada dalam pikiran saya saat menerima vonis kanker Pappiler Tyroid Carsinoma. Saat itu saya merasa dunia seakan berguncang dan hidup saya berpacu dengan waktu. Terbayang orang-orang yang saya kenal yang akhirnya menyerah karena penyakit kanker yang mereka derita. Belum lagi bayangan proses pengobatan kanker yang tidak hanya memakan waktu, biaya bahkan menguras air mata. Mengapa harus kanker? Mengapa  saya yang mengalaminya? Apa salah saya? Semua pertanyaan seakan silih berganti bergelut di pikiran saya.
Saya sempat berada dalam fase bergolakan batin menerima kenyataan tersebut. Namun dalam pergolakan itu pula, saya menemukan titik balik dalam hidup saya. Kanker bukan hal yang harus saya takuti atau hindari. Saya harus bangkit dan berjuang untuk sembuh. Masih banyak kesempatan dan cara untuk sembuh. Saya percaya akan ada campur tangan Allah untuk kesembuhan itu.
Beruntung saya dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukung dan menyupport saya. Terutama kedua orang tua, suami dan anak-anak, keluarga, serta teman-teman.  Mereka senantiasa memberikan semangat saya agar berjuang untuk sembuh. Kedua orang tua mendoakan serta menguatkan agar saya bisa bangkit dan melawan kanker. Saya bersyukur kepada Allah karena memberikan kedua orang tua yang tidak pernah berhenti dengan tulus menyayangi dan mencintai saya.


Bermula dari Benjolan Kecil
Jangan pernah remehkan benjolan kecil di tubuh anda! Setidaknya itu yang sering saya sampaikan kepada orang lain. Semula bermula beberapa waktu lalu. saya merasakan perbedaan pada kondisi tubuh saya. Saya kerap merasa cepat lelah, sulit tidur,  dan mudah terserang flu dan batuk. Awalnya saya pikir hal itu terjadi karena aktifitas yang terlalu menyita waktu. Saya pun mencoba mengurangi aktifitas, namun ternyata keluhan saya pun tetap ada. Bahkan saya mulai merasakan nyeri  di bagian pinggang dan tulang belakang. Bersamaan pula muncul sebuah benjolan kecil di leher saya.
Walaupun begitu, saya tetap melanjutkan berbagai aktifitas saya. Perjalanan luar kerap saya lakukan, mengingat beberapa pekerjaan dilakukan di beberapa kota tersebut.  Hingga suatu ketika, setelah mengisi acara penulisan di Perpusda Prov. Kaltim, rasa sakit pinggang tersebut semakin menjadi.   Saya pun segera memeriksakan diri ke dokter bedah tulang di Samarinda. Saat itu yang menangani saya Dr. Yasser Ridwan, Sp. Ort. Beliau pun segera meminta saya melakukan serangkaian test, antara lain uji lab, CT Scan, dan Rontagen. Bahkan beliau pun merujuk saya ke  Dr. Eko Nugraha, Sp. Pa, untuk melakukan biopsi pada benjolan kecil di leher saya.
Hasilnya pemeriksaan tersebut sangat mengejutkan saya. Saya di vonis Kanker Papiller Tyroid Carsinoma.  Dr. Yasser memperkirkan bahwa sakit pada tulang belakang merupakan pengaruh dari kanker Papiller tyroid pada leher saya. Untuk penanganan lebih lanjut, oleh Dokter Yasser, saya dirujuk ke dokter spesialis bedah tumor yaitu  Dokter Rudy Tharby, Sp. Onk.


Tahap Pengobatan Yang Berliku
Saya tidak pernah menduga akan menghadapi ujian seperti saat itu. Namun hal itu tidak membuat saya patah semangat. Bagaimana pun juga saya harus kuat dan sabar menjalani pengobatan kanker yang membutuhkan waktu dan proses cukup menguras energi, biaya dan tentu saja air mata. Saya bersyukur bertemu dengan para dokter yang demikian terbuka memberikan informasi mengenai penyakit kanker yang saya alami. Demikian pula ketika saya dan suami bertemu dengan Dokter Rudy Tharby. Beliau dengan ramah menjelaskan secara detiil mengenai penyakit kanker tyroid, termasuk bagaimana proses pengobatan yang harus saya jalani. Penjelasan itu setidaknya membuat saya lega dan memiliki harapan besar untuk sembuh.
Dokter Rudy pun menjelaskan bahwa dunia kedokteran sekarang sudah lebih maju. Kanker pun bisa ditangani lebih baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat besar. Jenis kanker pappiler tyroid yang saya derita merupakan jenis kanker yang termasuk tinggi tinggi kesembuhannya apabila di tangani secara tepat. Tinggal bagaimana kita berusaha berobat dan tetap meminta pertolongan kepada Allah.
Pengobatan yang akan saya jalani memang cukup mengejutkan bagi saya. Walaupun saya sering kali membaca buku, search internet dan mendengar penanganan tentang kanker, tetap saja semua berbeda apabila merasakannya sendiri. Dokter Rudy menjelaskan langkah pertama yang harus dilakukan adalah operasi pengangkatan tyroid. Setelah operasi tersebut, saya di haruskan menjalani terapi ablasi yaitu radiasi interna yang menggunakan iodine 131 atau yang lebih dikenal dengan radiasi nuklir. Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan sel-sel kanker yang masih tersisa pasca operasi.  Tentu saja penjelasan itu membuat saya bingung. Bagaimana bisa seorang manusia seperti saya harus berhubungan dengan radiasi nuklir. Terlebih radiasi itu ditujukan untuk pengobatan kanker tyroid. Terbayang di benak saya bagaimana efek radiasi nuklir tersebut bagi manusia.

Bersambung ...... : Aku dan Kanker Tiroid Bagian 2



Tulisan ini 
Berpartisipasi pada



4 komentar:

  1. Subhanallaah.. bener juga ya, kita di kasih radiasi.. serem.. pantesan yg abis kemo therapy suka berubah kulitnya menghitam :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. aloo mba tanti..terima kasih sudah berkenan membacanya. betul mba.. awalnya bikin takut, kok saya diberi raddiasi nuklir. tapi saya sadar ini semua ada bagian ikhtiar dan usaha yg harus saya tempuh. bismilllah.. akhirnya bisa melewati fase fase itu.
      iya mba.. saya aja wkt abis radiasi kulit jadi kering banget. hehheh

      Hapus
  2. Subhanallah...
    Terbayang bagaimana menghadapi penyakit satu ini, kr kakak ipar sy prnh mengalami ( kanker pankreas ).Semoga cepat sembuh...
    Semangat terus makkk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mba Irowati atas semangatnya.. memang ngga mudah, tapi harus dijalani dgn semangat :)

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...