Sabtu, 04 Desember 2010
Dialog antara Seorang Lelaki dan Anak Perempuannya
Dalam sebuah percakapan antara seorang laki-laki dan anak perempuannya. Laki-laki itu bercerita pada anaknya tentang kehidupannya. Ia berasal dari keluarga tidak mampu. Tinggal si sebuah pulau kecil dekat pulau jawa, yaitu pulau Madura. Bahkan sejak kecil, ia bersama ketiga saudaranya telah yatim piatu.
Kehidupan yang susah telah ia jalanin sewaktu kecil. Karena kesuliatan ekonomi kala itu, beliau sempat merasakan memakan nasi kerak untuk pemenuhan kebutuhan perut sehari-hari bersama keluarganya.
Keinginan hidup lebih baik membuatnya pergi merantau ke pulau kalimantan. Dari sinilah perjuangan hidup kembali ia mulai.
Merantau di daerah baru membuatnya lebih survive.apalagi perbedaan kultur dari tempat lahirnya,membuatnya harus beradapsi dan bersosialisasi lebih baik.
Setelah bertahun-tahun ia bekerja, ia pun bertemu seorang perempuan menawan yang kemudian menikah dan mendapatkan buah hati tercinta dari pernikahannya. Salah satunya adalah anak perempuan.
Semua tetap berjalan seperti biasa. Ia tetap bekerja membangun usaha bersama istrinya. Tiada yang mudah dalam hidup ini. Namun bila dilakukan dengan iklas, sungguh-sungguh demi keluarga dan mengharapkan Ridho Allah SWT, semuanya akan selalu ada jalan.
Ia memilih membangun usaha sendiri. Jatuh bangun berbisnis pernah ia rasakan, sampai keberhasilan akhirnya telah di raih.
"Keberhasilan itu berasal dari sebuah proses, bukan langsung instan."Begitu ucapnya pada anak perempuannya.
Ia bercerita pula bahwa dalam sebuah bisnis kadang ada kalanya kita untung,kadang impas, bahkan kadang rugi. Dalam berbisnis pun kadang teman bisa menjadi lawan, kadang lawan bisa menjadi teman. Semua tergantung bagaimana kita mengatasinya.
Pernah ia bercerita berbisnis dengan seorang teman. Awalnya bisnis itu selalu menghasilkan untung, namun pada akhirnya bisnis itu tidak untung bahkan merugi dikarenakan ada kecurangan dari temannya tersebut.
"Lalu, apa yang bapak lakukan?" Tanya anak perempuannya.
awalnya ia merasa sangat terkejut dan kecewa. Kepercayaan selama ini yang ia berikan, ternyata dikhianati oleh rekan bisnisnya. Tapi semua ia kembalikan kepada Allah. Dan ia mulai intropeksi diri.
Ternyata dalam berbisnis,kita tetap harus bersikap hati-hati terhadap berbagai resiko. Sebagai seorang pengusaha, tidak bisa langsung kepercayaan penuh kepada rekan bisnis ataupun karyawan. Kita perlu melakukan controling terhadap usaha kita. Bisa jadi,hal itu terjadi karenanya kurangnya kontrol terhadap usaha.
"Bagaimana sikap bapak terhadap rekan bisnis bapak itu?" Kembali anak perempuannya mencercanya dengan sebuah pertanyaan.
Sebuah "Rahasia" keberhasilannya berbisnis selama ini akhirnya terungkap dari cerita ini.
Bila rekan bisnis itu tidak mau bertanggung jawab,maka iklaskan saja. Karena ada Allah yang akan mengaturnya. Tapi point terpenting tetap jalin silaturahmi dengan nya. Walaupun mungkin tidak untuk melakukan bisnis bersama kembali sementara waktu. Silaturahmi tetap harus berjalan. Karena dari tetap bersikap positif menghadapi semuanya, maka akan dipeoleh hikmah dari itu semua.
Anak perempuan itu tertegun mendengar bapaknya.
Dan satu lagi "Rahasia" Keberhasilan laki-laki itu. Ia selalu berusaha bersikap baik dan membantu kepada semua orang. Didikan orang tuanya untuk selalu berbuat kebaikan, melekat kuat di dirinya.
Ia berkata kembali kepada anaknya,
" bersikap baik lah dan membantu kepada orang lain. Tebar silaturahmi dan komunikasi kepada mereka. Mungkin sekarang bapak tidak mengharap banyak balasan dari itu semua. Tapi bapak percaya, benih yang bapak tanam sekarang bisa saja nantinya akan bapak atau mungkin anak-anak bapak tuai." Katanya bijak.
Anak perempuan itu kembali tertegun. Dia mencoba meresapi apa yang dikatakan oleh bapaknya. Anak perempuan itu memilih jalan sebagai pembisnis, sama seperti jalan yang dilakukan bapaknya dulu. Dan di kala kesulitan menerjang, ada saja kemudahan-kemudahan yang tiba-tiba datang. Ya, mungkin itu maksud bapak dengan menuai sekarang.
"Anakku, renungkan hal ini. Bila kau ingin berbisnis sukses secara cepat, maka benahi sistem bisnismu. Bila kau ingin berbisnis 5-10 tahun mendatang, maka benahi managemenmu. Namun bila kau ingin berbisnis sepanjang waktu, maka perkuat silaturahmi dan jaringan." Nasihatnya kembali kepada anak perempuannya.
Perbincangan itu masih selalu terngiang-ngiang di telinga si anak perempuan. Langkah yang dipilih sebagai pengusaha untuk mengurusi bisnis adalah karena mengalir darah bapaknya. Padahal sebelumnya ia tidak pernah bercita-cita jadi pengusaha. Namun, langkah itu mulai menguat ketika ia menikah.
"Menjadi pengusaha itu perlu kesiapan mental dan fisik." Kata bapaknya,"Bapak tidak pernah memaksa anak bapak mengikuti jejak bapak sebagai pengusaha. Semua bapak kembalikan kepada anak-anak bapak. Bila salah satu diantara anak-anak bapak memang akhirnya memilih menjadi seoang pengusaha, berarti ia telah siap mental sebagai seorang pengusaha".
Dan salah satu diantara anak bapak itu adalah anak perempuannya, yaitu aku.
Dari bapak aku mulai belajar tentang bagaimana berbisnis seharusnya. Setelah menekuni bisnis sendiri, aku baru mengerti betapa mulianya usaha sebagai pengusaha untuk memenuhi kehidupan tidak hanya keluarganya tetapi juga untuk karyawan.
Kesulitan dan kemudahan dalam berbisnis yang kualami, juga pernah dialami bapakku. Intinya tetap fokus berusaha, bersikap positif dan kembalikan semuanya kepada Allah swt apapun hasilnya nanti.
Dari bapaklah, aku belajar banyak tentang kehidupan. Bukan hanya filosofi yang di bagikan seorang bapak kepada anaknya. Tetapi lebih dari itu, bagaimana menjadi seorang pengusaha yang bermoral, berhasil, dan memiliki keimanan kuat. Mudah-mudahan aku bisa menjalaninya... Amin..
Notes :
Tulisan ini kupersembahkan tulus
Untuk bapakku. Dengan rasa hormat dan bangga menjadi anak sekaligus murid kepada bapak...
Semoga allah selalu melimpahkan kesehatan dan kemudahan untuk bapak dan mama dirumah. Amin...
Bontang, 3 Desember 2010
Pukul 23.45 wita..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sangat menyentuh. terima kasih ya, Yuk.
BalasHapus