Tanggal 29 April 2015..
Hari ini adalah hari yang dinanti nantikan setelah sekian lama menunggu dengan gelisah. Ya, hari ini bapak di jadwalkan operasi by pass jantung jam 5 sore oleh dokter bedah jantung rumah sakit Jantung. Tentu saja hari ini begitu banyak kejutan kejutan yang ada. Termasuk para teman dan kerabat yang datang menjenguk.
Sepupu saya , Basori yang memang tinggal di Jakarta sampai bela belain ijin kerja hanya karena ingin ketemu dan menunggu bapak operasi. Begitu pula sepupu yang lain yaitu kak Ita dan suaminya, Mas Dono serta anak mereka. Wah, pokoknya seru banget suasana diruangan bapak.
Selain itu, Anna, teman survivor Pita Tosca juga datang menjenguk bapak sekaligus pengen silaturahmi lagi dengan saya. Sebenarnya waktu pertemuan CISC hari sabtu kemarin, kami sempat ketemu, namun tidak bisa ngobrol lama. Baru hari ini, kami ngobrol banyak dan sekalgus berbagi semangat dan kekuatan hehehhee...
Pihak perawat bolak balik memeriksa bapak sekaligus mempersiapkan berbagai hal untuk persiapan operasi, termasuk menyiapkan berkas yang perlu ditanda tangani terkait persetujuan untuk menjalani operasi. Sebelumnya juga, dokter anestesi datsng keruangan dan menjelaskan prosedur anestasi operasi yang akan dilakukan.
Jujur deh, saya jadi ikut ikutan grogi dengar penjelasan dokter anestesi. Tapi semua sesuai prosedur yang harus dijelaskan kepada pasien dan keluarganya. Saya lihat, bapak juga sudah iklas dan menerima untuk menjalani operasi.
Tidak lama setelah itu, datang tim dokter Bedah, dr Duddy dan tim untuk mrnjelaskan proses operasi yang akan dilakukan. Kami sekeluarga mendengarkan dengan seksama dan sesekali menarik nafas saking tegangnya. Intinya... tetap berdoa dan semangat :)
Pelaksanaan Operasi
Pukul 5 lewat, tim perawat menjemput bapak di kamar untuk diantar menuju kamar operasi. Tentu saja hati saya semakin deg degan. Kami pun mengikuti bapak menuju kamar operasi. Sesampai di depan kamar operasi, pihak keluarga diminta masuk untuk berdoa brsama sebelum operasi berlangsung. Bapak langsung memimpin doa bersama. Tidak terasa air mata turut jatuh di pipi, benar benar terasa haru.
Seusai berdoa, bapak pun di bawa menuju masuk ruang operasi. Kami semua hanya bisa menunggu dengan pasrah. Waktu berjalan operasi cukup lama, dan membuat perasaan tidak menentu. Saya pun mengajak mama beristirahat di ruangan perawatan atas. Mama terlihat sangat capai sekali, namun tetap bersikeras menunggu operasi bapak.
Saya berusaha membujuknya untuk istirahat di kamar sembari menunggu operasi selesai. Jujur, saya pun merasa tidak enak badan, apalagi kaki ini tidak bisa di ajak kompromi walaupun sudah minum obat pain killer alias anti nyeri. Untungnya mama mau diajak istirahat sekaligus saya bisa ikutan istirahat .
Operasi berjalan sangat lama dan selesai jam 12 lewat. Kami pun disuruh menunggu dokter menjelaskan hasil operasi. Hingga tiba waktunya dokter memanggil kami di ruang ICU. Saya dan Ferdi masuk duluan menghadap dokter.
Sungguh, saya benar benar menangis melihat kondisi bapak pasca operasi. Sekujur tubuh bapak dilengkapi berbagai alat medis. Apalagi kondisi bapak belum begitu stabil. Dokter pun menjelaskan kondisi bapak masih dalam pemantauan karena amsih mengeluarkan banyak darah pasca operasi. Kami diminta menunggu dan terus berdoa.
Saya tidak bisa berkata apa apa lagi, hanya terdiam. Saya pun segera memberitahukan kondisi bapak kepada Magong dan basori. Mereka lalu bergantian masuk melihat kondisi bapak. Karena hari sudah dini hari, saya mengajak mama beristirahat ke penginapan bersama Ferdi.
Syukurlah, saya mendapat kabar kalau kondisi bapak semakin terpantau dan pendarahan semakin berkurang. Semoga semakin membaik dan cepat pulih. Aminn
Semoga bapak Mbak Yuni segera sehat kembali ya mbak. aamiiin
BalasHapus