Senin, 15 September 2014

Suka Melihat Mama Tertawa - Keping # 73



Sore itu Raisyah tiba-tiba mengajak saya bicara serius.

"Ma,  aku tahu kenapa mama sakit,"katanya dengan wajah polos.

"Menurut Raisyah kenapa?"tanya saya ingin tahu.

Raisyah segera mengambil duduk disebelah saya sembari menatap ke arah saya. Arya yang berdiri di samping kami, ikut mendengarkan.

"Soalnya mama suka jajan sembarangan ya?"tebaknya setengah melucu.

Saya tertawa lebar mendengarnya. Arya pun ikut tertawa.  Alasan Raisyah sebenarnya masuk di akal juga, tapi sungguh di luar dugaan.

"Bener kan, ma? Soalnya mama pernah bilang, kalo jajan sembarangan bisa bikin sakit".
lagi lagi saya dan Arya tertawa mendengar jawaban Raisyah.  Saya pun menjelaskan secara sederhana kepada Raisyah tentang makanan sehat dan tidak sehat.

Tiba tiba, tanpa di duga Arya menyeletuk," Aku senang kalau mama sering tertawa begini".

Saya terdiam.  Jujur, saya tidak menyangka Arya bisa berkata seperti itu.  Apa mungkin selama ini aku jarang tertawa ya?

"Maksud Arya apa? Selama ini mama seperti apa?"

"Aku suka sedih liat mama nahan rasa sakit. Tapi kalau mama tertawa begini, aku senang liatnya".

Olalala... anak anak memang tidak pernah bisa menyembunyikan perasaannya.  Memang saya akui, ada masa masa tertawa itu cukup langka untuk dilakukan. Saya lebih banyak berdiam ataupun sekedar tersenyum saja.  Menjalani kehidupan yang berubah, memang butuh adaptasi dan kerjakeras luar biasa.

"Ma, sering-sering tertawa ya. Aku suka liatnya."
"Iya.. mama janji untuk sering tertawa."

Ini tentang sebuah janji sederhana.  Janji untuk selalu mengisi hari hari kami dengan tawa dan canda. Tawa dan canda adalah salah satu simbul kebahagiaan :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar