Jumat, 10 April 2015

Alasan Memilih Judul Buku Kanker Bukan Akhir Dunia - # Keping 121

"Mengapa judul bukunya Kanker Bukan Akhir Dunia?"

"Kok milih judul bukunya begitu sih? Kanker Bukan Akhir Dunia?"

"Judulnya tegas banget !"

"Saya suka judul buku Kanker Bukan Akhir Dunia. Optimis".

Entah begitu banyak lagi komentar keluarga, sahabat, teman bahkan pembaca buku Kanker Bukan Akhir Dunia yang saya tulis. Biasanya kalau sudah begini, saya harus menjelaskan mengapa memilih judul itu.

Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa saya memilih judul itu. Tentu saja memilih judul itu berdasarkan dua sudut pandang. Pertama, sudut pandang saya sebagai penulis, dan kedua, sudut pandang saya sebagai survivor kanker.

Nah, dari sudut pandang sebagai penulis, saya belajar banyak dari para penulis penulis senior dan buku buku terkait penulisan hehehehe.. Pemberian judul pada karya khususnya buku, bisa dikatakan gampang gampang susah. Judul merupakan point penting dalam sebuah karya.

Biasanya, salah satu yang menarik perhatian pembaca pada sebuah buku dengan pertimbangan judul buku tersebut. Jadi pemilihan judul memang kadang memeras pikiran hehehe.. Bahkan ada penulis yang harus mencari inspirasi dulu demi mencari sebuah judul. Begitu juga dengan saya yang harus jumpalitan mencari judul buku.

Sehingga saya pun akhirnya memilih judul Kanker Bukan Akhir Dunia. Judul yang pas dan langsung menggambarkan isi hati saya sebagai survivor kanker. :). Ya, saya memilih judul ini memang ada banyak pertimbangan juga.

Selaku survivor kanker, saya mengerti bagaimana perasaan seseorang saat menerima vonis kanker pertama kalinya. Rasanya seperti gado gado, campur sari tidak menentu. Galau, gelisah, sedih, kaget, syok, pokoknya macam macam deh. Bahkan ada pula yang menganggap kanker itu sebagai vonis bahwa hidup tidak lama lagi dan tidak ada kesempatan untuk sembuh .

Setelah melewati berbagai proses dan waktu, ada saatnya seorang survivor kanker itu bisa iklas menerima vonis tersebut. Namun ada pula yang belum bisa menerima vonis itu dan tenggelam dalam kegalauan tingkat tinggi. Dengan buku Kanker Bukan Akhir Dunia, saya coba menguatkan diri saya sendiri serta para pembaca lainnya, bahwa vonis kanker bukan berarti harga mati tidak ada masa depan. Bukan seperti itu...

Walaupun tervonis kanker, kita masih bisa terus berdoa, berikhitar dan berusaha. Banyak cara yang bisa ditempuh setelah tervonis kanker khususnya dalam menjalani pengobatan untuk mencapai kesembuhan. Kita pun masih bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang yang normal, tentu dengan tidak memaksakan diri sesuai dengan kondisi tubuh. Atau bisa melakukan hal-hal baik dan bahkan bisa berbuat kebaikan untuk sesama.

Terlepas apakah kita dapat sembuh ataupun tidak dari kanker, bagi saya itu urusan belakangan. Yang terpenting bagaimana kita bisa terus berdoa, berusaha, dan berjuang melawan kanker. Seiring perjalanan melawan kanker, kita bisa maknai dengan melakukan banyak hal baik dan positif lainnya. Biarlah untuk Masalah kesembuhan, kita pasrahkan kepada Allah... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar