"Menulislah, karena dengan menulis kau akan merasa hidup..."
Sering kali saya membaca kalimat tersebut. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkannya. Yang jelas, saya sangat setuju dengan hal tersebut.
Beberapa waktu ini saya kerap dihadapkan dengan berbagai persoalan. Well, sebagai manusia, saya pun yakin, kita akan selalu dihadapkan persoalan. Apakah persoalan itu sederhana, sulit, atau bahkan sangat sulit. Tetap saja semua itu adalah ujian dari Tuhan untuk kita jalani.
Sebagai manusia yang tidak sempurna, tentu saya tidak serta merta mampu berdiri dengan tegak menghadapi persoalan itu dengan tegak. Ada kalanya saya pun harus merunduk, menahan perih, bahkan terkadang harus sesekali terjatuh.
Saya akui, saya memang bukan seorang superwomen. Tapi saya mempunyai semangat dan optimis tinggi untuk bangkit dan berjalan, walaupun terkadang harus melewati fase-fase yang membuat saya down.
Hal yang sederhana, kala rasa sakit kembali mendera tubuh saya. Saat itu saya merasa harus rehat sejenak mengumpulkan berbagai kekuatan untuk kembali bangkit. Melawan rasa sakit tidaklah mudah. Namun, saya pun memilih untuk tidak menyerah dengan rasa sakit. Salah satu cara yaitu berdamai dengannya. Ya, saya harus bisa menerima kenyataan kalau memang rasa sakit itu kembali datang dan nyaris membuat saya berputus asa. Setidaknya dalam fase itu, saya berdamai dengan cara meluangkan waktu kembali untuk beristirahat. Mungkin rasa sakit itu menyerang karena saya terlalu bergembira melakukan banyak aktifitas tanpa sadar tubuh ini memerlukan pemulihan. Atau bisa jadi Tuhan sedang menegur saya untuk lebih mendekatkan diri kepada Nya.
Beristirahat kembali sembari merasakan denyut-denyut rasa sakit tetap saja membuat sensasi tersendiri.
Beruntunglah saya masih dikelilingi oleh suami, anak, keluarga, sahabat dan teman yang selalu mendukung dan mencintai saya. Setidaknya itu menjadi salah satu alasan saya untuk tetap bertahan dan bersemangat.
Menulis menjadi salah satu aktifitas penting yang menemani saya melewati saat-saat sulit. Menulis membuat saya menjadi hidup, bersemangat dan bergairah. Menulis seakan mengalihkan pikiran dan rasa sakit nyeri yang sedang saya alami. Tidak peduli apapun yang saya tulis, yang ada dibenak saya hanya menulis, menulis dan menulis. Sehingga saat saya lelah menulis, saya pun bisa langsung bisa tertidur tanpa menghiraukan rasa sakit.
Entahlah mengapa demikian. Tapi itulah yang terjadi sesungguhnya.
@samarinda, 11 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar